Disbun Motivasi Pekebun yang Kembangkan Pola Budidaya
02 Juli 2014
Admin Website
Berita Kedinasan
3845
SAMARINDA. Dinas Perkebunan (Disbun) Kaltim berupaya mendorong masyarakat pekebun untuk melakukan pola budidaya
komoditi perkebunan dengan diversifikasi yang efektif dan efesien.
Menurut Kepala Disbun Kaltim Hj Etnawati Usman, program pengembangan komoditi perkebunan melalui pola budidaya dengan diversifikasi sangat strategis untuk mewujudkan pembangunan perkebunan yang tangguh. Khususnya dalam mendukung terwujudnya ketahanan pangan di daerah.
"Maka setiap pekebun harus mengetahui pola budidaya dengan diversifikasi, sehingga mengerti teknik budidaya yang baik dan benar," ujar Etnawati, Selasa (1/7).
Dijelaskan, potensi sumberdaya alam yang melimpah didukung kesungguhan stakeholders (pemangku kepentingan) dan partisipasi nyata masyarakat pekebun maka mampu meningkatkan produktivitas lahan.
Sehingga mampu meningkatkan nilai tambah para petani pekebun serta memperkuat ekonomi kerakyatan di daerah yang pada akhirnya akan memberikan kesejahteraan masyarakat Kaltim.
Capaian kerja sub sektor perkebunan di Kaltim sejak 2012 telah menunjukkan hasil yang menggembirakan. Dimana luas areal perkebunan sawit telah meningkat dari 591.222 hektare menjadi 1.131.430 hektare atau terjadi pertumbuhan rata-rata 17,65 persen pertahun.
Sedangkan produksi telah meningkat dari 1.747.771 ton pada 2008 menjadi 5.820.632 ton pada 2012 atau dengan pertumbuhan rata-rata 35,25 persen pertahun.
Penyerapan tenaga kerja perkebunan (TKP) juga meningkat dari 324.137 TKP pada 2008 menjadi 461.387 TKP pada 2012 atau mengalami pertumbuhan 10,59 persen pertahun. Selain itu, pembangunan perkebunan inti rakyat (PIR) swadaya ikut berperan dalam capaian pembangunan perkebunan di Kaltim. PIR Swadaya tahap dua yang dimulai 2004 hingga 2013 telah mencapai luasan 11.970 hektare melibatkan 8.215 kepala keluarga petani pekebun.
Etnawati menyebutkan terdapat empat komoditi yang dikembangkan pada program PIR Swadaya hingga tahun 2013 yakni kelapa sawit seluas 8.290 hektare, kelapa dalam sekitar 85 hektare, kakao 790 hektare dan karet mencapai 2.805 hektare.
"Diharapkan pertumbuhan dan perkembangan yang telah dicapai melalui pembangunan PIR Swadaya lebih meningkat dengan keterlibatan petani pekebun, khususnya melalui pola-pola budidaya dan diversifikasi yang baik dan benar," harap Etnawati. (yans/sul/es/hmsprov).
SUMBER : BIDANG PENGEMBANGAN
Menurut Kepala Disbun Kaltim Hj Etnawati Usman, program pengembangan komoditi perkebunan melalui pola budidaya dengan diversifikasi sangat strategis untuk mewujudkan pembangunan perkebunan yang tangguh. Khususnya dalam mendukung terwujudnya ketahanan pangan di daerah.
"Maka setiap pekebun harus mengetahui pola budidaya dengan diversifikasi, sehingga mengerti teknik budidaya yang baik dan benar," ujar Etnawati, Selasa (1/7).
Dijelaskan, potensi sumberdaya alam yang melimpah didukung kesungguhan stakeholders (pemangku kepentingan) dan partisipasi nyata masyarakat pekebun maka mampu meningkatkan produktivitas lahan.
Sehingga mampu meningkatkan nilai tambah para petani pekebun serta memperkuat ekonomi kerakyatan di daerah yang pada akhirnya akan memberikan kesejahteraan masyarakat Kaltim.
Capaian kerja sub sektor perkebunan di Kaltim sejak 2012 telah menunjukkan hasil yang menggembirakan. Dimana luas areal perkebunan sawit telah meningkat dari 591.222 hektare menjadi 1.131.430 hektare atau terjadi pertumbuhan rata-rata 17,65 persen pertahun.
Sedangkan produksi telah meningkat dari 1.747.771 ton pada 2008 menjadi 5.820.632 ton pada 2012 atau dengan pertumbuhan rata-rata 35,25 persen pertahun.
Penyerapan tenaga kerja perkebunan (TKP) juga meningkat dari 324.137 TKP pada 2008 menjadi 461.387 TKP pada 2012 atau mengalami pertumbuhan 10,59 persen pertahun. Selain itu, pembangunan perkebunan inti rakyat (PIR) swadaya ikut berperan dalam capaian pembangunan perkebunan di Kaltim. PIR Swadaya tahap dua yang dimulai 2004 hingga 2013 telah mencapai luasan 11.970 hektare melibatkan 8.215 kepala keluarga petani pekebun.
Etnawati menyebutkan terdapat empat komoditi yang dikembangkan pada program PIR Swadaya hingga tahun 2013 yakni kelapa sawit seluas 8.290 hektare, kelapa dalam sekitar 85 hektare, kakao 790 hektare dan karet mencapai 2.805 hektare.
"Diharapkan pertumbuhan dan perkembangan yang telah dicapai melalui pembangunan PIR Swadaya lebih meningkat dengan keterlibatan petani pekebun, khususnya melalui pola-pola budidaya dan diversifikasi yang baik dan benar," harap Etnawati. (yans/sul/es/hmsprov).
SUMBER : BIDANG PENGEMBANGAN