Disbun Gelar Pertemuan Penangkar Benih Kelapa Sawit dan Karet
SAMARINDA. Guna mengantisipasi serta meminimalisir peredaran benih kelapa
sawit palsu di Kaltim, Dinas Perkebunan (Disbun) Kaltim menggelar pertemuan
penangkar/waralaba kelapa sawit dan Penguatan Modal Usaha Kelompok (PMUK) di
Kaltim.
"Pertemuan hari ini sebagai upaya pemerintah khususnya Disbun selaku
instansi teknis bertanggungjawab untuk melakukan pengawasan terhadap peredaran
bibit sawit. Kami mengimbau agar petani tidak tergoda membeli bibit harga
murah," kata Kepala Bidang
Produksi, Sukardi, SP, M.Si saat mewakili Kepala Disbun Kaltim, Etnawati usai membuka pertemuan di Hotel Grand Sawit Samarinda, Senin (29/4).
Berbagai upaya telah dilakukan Disbun Kaltim terutama dengan mengoptimalkan
kinerja Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) Perkebunan. Berbagai tempat diawasi
termasuk pintu-pintu masuk peredaran bibit seperti bandara, pelabuhan maupun
terminal.
Saat bertugas, PPNS Perkebunan berkerjasama dengan aparat kepolisian. Kerjasama
yang dilakukan selama ini telah banyak membuahkan hasil yakni dengan
tertangkapnya para pengedar bibit maupun benih (kecambah) kelapa sawit palsu.
Sukardi
mengharapkan agar para petani lebih jeli saat membeli bibit maupun benih sawit
terutama jika bibit tersebut tidak disertai dengan dokumen sertifikat, maka
berarti benih yang ditawarkan itu diragukan
keasliannya.
Bibit sawit palsu ini biasanya dibeli oleh petani atau pekebun (plasma) karena
terpengaruh penawaran harga yang murah. Padahal, bibit itu sudah jelas tidak
disertai sertifikat sebagai jaminan dari penangkar yang ditunjuk pemerintah.
Walaupun ada diantara petani yang mengetahui bibit tanpa sertifikat
diindikasikan benih palsu namun karena terpengaruh dengan harga murah akhirnya
tetap membeli. "Kita akan terus memberikan pemahaman kepada petani tentang
kerugian membeli bibit palsu ini," jelasnya.
Upaya yang dilakukan adalah dengan melibatkan para penangkar/waralaba yang
berperan menyalurkan bibit maupun benih sawit yang bersertifikat kepada petani.
Selain itu, petani diharapkan bisa selalu berkoordinasi dan berkonsultasi
dengan Disbun Kaltim untuk pengadaan bibit sawitnya.
Sementara itu ,
narasumber dari PT London Sumatera Ir. Edi Setiawan mengemukakan menanam sawit
tidak sama dengan menanam tanaman perkebunan lainnya. Menanam sawit diperlukan
bibit atau benih yang berasal dari indukan atau serbukan.
"Menanam sawit harus
diperhatikan benihnya begitu juga tanaman perkebunan lainnya
Tetapi sawit adalah tanaman hibrida yang memerlukan proses indukan ataupun
penyerbukan yang terpilih," jelasnya.
Disebutkannya untuk harga benih (kecambah) kelapa sawit di pasaran rata-rata
Rp10.000 perbenih termasuk benih yang dihasilkan PT London Sumatera. Untuk pelayanan pembelian
serta menjamin keamanan benih, maka perusahaan mengantarnya hingga ke daerah
bahkan ke lokasi pekebun.
Pertemuan ini diikuti oleh beberapa kelompok waralaba/penangkar benih
kelapa sawit yang tersebar di beberapa wilayah kecamatan di Kabupaten Kutai
Kartanegara yang berjumlah 30 orang. (rey)
SUMBER : BIDANG PRODUKSI