Jakarta -
Kenaikan harga sawit dan kakao di awal 2011 menjadi berkah bagi
penerimaan negara dari sisi pajak ekspor atau bea keluar (BK). Hanya
dalam tempo 2 bulan lebih atau kurang 3 bulan, target penerimaan bea
keluar 2011 sudah terlewati.
Berdasarkan data Modul Pelaporan
Online (MPO) Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan per
19 Maret 2011, yang dikutip detikFinance, Minggu
(27/3/2011)
Berdasarkan data itu realisasi penerimaan bea keluar
telah mencapai 127,85% dari target tahun 2011. Penerimaan bea keluar
menembus Rp 6,529 triliun, padahal target tahun 2011 hanya Rp 5,107
triliun. Sementara itu realisasi penerimaan cukai masih sebesar Rp
15,493 triliun dari target Rp 62,759 triliun atau hanya baru sebesar
24,69%.
Untuk penerimaan dari bea masuk, pada periode yang sama
telah mencapai 30,7% dari target yaitu sebesar Rp 4,887 triliun. Target
penerimaan negara dari bea masuk tahun ini sebesar Rp 15,902 triliun.
Jika
dibandingkan realisasi penerimaan negara dari bea keluar tahun lalu,
capaian memang sangat signifikan. Sepanjang tahun 2010 realisasi
penerimaan bea keluar (BK) hingga 29 Desember 2010 mencapai Rp 8,03
triliun atau 147,31% dari target APBN-P 2010 sebesar Rp 5,45 triliun.
Pada
waktu itu Dirjen Bea Cukai Thomas Sugijata mengatakan tren kenaikan
harga CPO dan kakao sudah berlangsung di akhir tahun 2010 sehingga mampu
mendongkrak penerimaan negara dari bea keluar. Bahkan kata dia, sejak
bulan September 2011 harga referensi CPO meningkat seiring naiknya harga
minyak mentah dunia.
Misalnya bea keluar CPO Januari 2011
menembus 20%, kemudian Februari dan Maret naik menjadi 25% mencapai
titik tertinggi, dan pada April turun menjadi 22,5%. Sementara untuk bea
keluar kakao misalnya sejak awal tahun hingga Maret 2011 sudah mencapai
10%, kemudian untuk bulan April naik jadi 15%.
DIKUTIP DARI DETIK ONLINE, MINGGU, 27 MARET 2011