(0541)736852    (0541)748382    disbun@kaltimprov.go.id

Buka Lahan Tanpa Bakar

24 Agustus 2009 Admin Website Artikel 10033
Demikian dikatakan Kepala Dinas Perkebunan, Tanaman Pangan, Peternakan, dan Perikanan (Disbuntanakan) Ir Achmad Sofyan MM. Menurutnya, semakin meningkatnya pemanasan global dan juga pembukaan lahan dengan dibakar ini, berarti Disbuntanakan bertanggung jawab untuk memberikan pengetahuan kepada masyarakat yang rata-rata masih menggunakan sistem bakar untuk membuka lahan.

#img1# "Akibat dari membakar lahan, maka berpengaruh penurunan kesuburan tanah. Lebih luas lahan yang terbakar dari yang dibuka itu, dapat menimbulkan kabut asap. Disadari memang pekerjaan paling murah dan mudah membuka lahan dengan dibakar," ungkapnya.

Sedangkan dengan PLTB dapat mengurangi kerusakan lingkungan dan meningkatkan nilai tambah bagi ekonomi masyarakat. "Di sini untuk memberikan pemahaman pada masyarakat agar mengetahui ada cara lain, selain dibakar dan meingkatkan nilai ekonomis. Misalkan, dengan pemanfaatan limbah hasil pembukaan lahan bisa dibuat pupuk kompos dan dari batang serta ranting yang dapat dibuat arang atau briket. Kesuburan tanah produksi lahan lebih cepat 30 bulan dibanding dengan cara dibakar," bebernya.

Dengan adanya sosialisasi ini, lanjut dia, jika kebiasaan petani hanya bisa membuka lahan dengan cara membakar, Disbuntanakan pun dapat memberi pengetahuan tentang batasan-batasan cara membakar yang benar supaya dampaknya tidak makin luas.

"Tapi ini perlu kerja keras sebab tidak mudah untuk merubah pola pikir petani dengan membuka lahan tanpa bakar, tetapi generasi ke depan bisa merubah pola pikir tersebut," harapnya, sembari menyebut saat ini PLTB sudah diterapkan perusahaan perkebunan swasta, sebab apabila membuka lahan dengan cara membakar akan dikenakan sanksi pidana penjara 5 tahun sesuai UU 18/2004.

Pada kesempatan yang sama, Ardi (25), petani dari kampung Jontai, Kecamatan Nyuatan, mengaku dengan sosialisasi ia bisa dapat pengetahuan baru bagaimana membuka lahan dengan memperhatikan lingkungan sekitar. "Sebab ada ketakutan bagi kami apabila membuka lahan dengan cara dibakar, bisa menyebar ke lahan yang lainnya. Di sini kita mengetahui bagaimana teknisnya, suatu hari nanti bisa diterapkan sistem tersebut," pungkasnya.

DIKUTIP DARI KALTIM POST, JUMAT, 21 AGUSTUS 2009

Artikel Terkait