Bisnis Kelapa Kopyor Sangat Menjanjikan
SAMARINDA. Perkebunan kelapa jenis ini masih minim di Bumi Etam. Padahal, kelapa jenis ini punya keunggulan. Daging buahnya tebal dan empuk. Juga terlepas dari tempurung. Namun memiliki kadar air kelapa yang sedikit.
Menurut Kepala Seksi Bimbingan Usaha Bidang Pengolahan dan Pemasaran Disbun Kaltim, Umani, kelapa kopyor terbentuk akibat adanya proses genetik. Ada kelainan genetik pada individu tanaman itu, yang menyebabkan tidak melekatnya daging buah pada tempurung kelapa.
Pembibitan benih kelapa kopyor dikembangkan melalui sistem kultur jaringan. Sehingga, pengembangan bibit kelapa kopyor masih sangat terbatas.
Dinas Perkebunan (Disbun) Provinsi Kaltim sendiri telah mengembangkan komoditas kelapa kopyor sejak 2002 yang lalu. Dengan mengambil bibit dari proses kultur jaringan di Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (Balittro), Bogor.
“Awalnya ditanam 109 pohon kelapa kopyor dengan luasan 0,5 hektar di lahan milik Disbun Kaltim. Tepatnya di KM 41, Loa Janan, Kutai Kartanegara” kata Umani. “Kemudian pada 2015, kita tambah lagi sebanyak 75 pohon.”
Pengembangan komoditas kelapa kopyor tak semudah kelapa biasa. Dari ratusan pohon kelapa kopyor yang ditanam Disbun tersebut, beberapa pohon tidak berbuah dan bahkan mati. Selain karena faktor lingkungan, tanaman ini memang cenderung sensitif. Lahan perkebunan kelapa kopyor tidak boleh tercampur dengan tanaman kelapa biasa dalam radius 100 meter. Karena akan mempengaruhi pembuahan.
Kelapa kopyor memiliki 2 varietas yakni kelapa kopyor biasa dan kelapa kopyor varietas genjah. Kelapa kopyor umumnya seperti kelapa biasa. Memiliki pohon yang tinggi dan umumnya, baru berbuah di usia 4 sampai 5 tahun. Sedangkan kelapa kopyor varietas genjah memiliki pohon yang pendek dan sudah berbuah diusia 2 atau 3 tahun.
Kelapa kopyor bisa langsung dikonsumsi seperti halnya kelapa biasa. Sebagai campuran minuman dan olahan makanan ringan. Untuk pengolahan lebih lanjut, daging kelapa kopyor bisa digunakan sebagai bahan pembuatan es krim dan bahan baku pembuatan kosmetik.
Sayangnya, di Kaltim pengembangan kelapa kopyor belum maksimal. “Masih sangat terbatas. Masyarakat belum ada yang mengelola. Kalau di Jawa sudah umum,” ujar Umani.
Hal ini dikarenakan akses pembibitan yang masih terbatas. Karena hanya bisa dilakukan melalui teknologi pertanian kultur jaringan. Harga bibit pun masih tergolong mahal. Yakni, senilai Rp 400 ribu hingga Rp 1 juta per bibit. Umani menyebut, Kaltim sudah mulai mengembangkan pembibitan kelapa kopyor melalui UPTD Pengembangan Perlindungan Tanaman Perkebunan (P2TP). Namun pertumbuhannya belum signifikan.
“Sebetulnya sudah, tapi banyak kendala. Masih sebatas dari embrio kultur jaringan, melalui media tanam arang dan agar-agar baru dipindah gagal. Belum sampai ditanam ke lapangan,” tambahnya.
Padahal, secara ekonomis kelapa kopyor sangat menguntungkan untuk dikembangkan sebagai peluang usaha. Satu butir kelapa kopyor dijual dengan harga Rp 25 ribu. Dua kali lebih mahal dari kelapa muda biasa.
Umani menyebut, pihaknya terus menyosialisasikan terkait komoditas kelapa kopyor di Kaltim. Hasil olahan kelapa kopyor biasanya ia tampilkan dalam acara pameran dan event.
Produktivitas kelapa kopyor yang dikelola Disbun Kaltim bisa mencapai 400 biji. Dalam sekali panen per 2 minggu. Daging buah kelapa kopyor dikerik kemudian di kemas dan disimpan ke dalam freezer agar lebih tahan lama. Pembeli daging buah kelapa kopyor umumnya dari cafe dan resto. Seperti Amado, Bon Cafe, dan Leko. “Kita jual juga melalui media sosial Disbun, dan alhamdulillah lumayan meningkat penjualannya,” pungkasnya. (krv)
SUMBER : SEKRETARIAT