(0541)736852    (0541)748382    disbun@kaltimprov.go.id

Bibitnya Dari Bogor, Sehari Satu Pohon Hasilkan 1 Liter

10 Januari 2010 Admin Website Artikel 22334
#img1# Jenis bibit unggul karet ini ada dua, yakni IR 39 dan PB 260. Pola pembibitannya distek. Sementara bibit yang ditanam yang hasil toresnya kecil adalah menggunakan bibit BBM 1, GT, dan PR. Untuk mendapatkan bibit unggul tadi, di Kubar ada lima lokasi.

Misalnya di Kampung Sumber Sari (Kecamatan Barong Tongkok), Sumber Bangun dan Sekolaq Oday (Kecamatan Sekolaq Darat). Berikutnya, di Kampung Bangun Sari (Kecamatan Linggang Bigung) dan Kampung Sri Mulyo (Kecamatan Sekolaq Darat).

Media ini sempat melihat penangkaran bibit karet di Kampung Sri Mulyo, jalan poros Sekolaq Darat-Melak. Tepatnya, di samping rumah milik Suwignyo. Ia sendiri anggota Kelompok Tani Penangkar Mega Subur Sumber Sari. Lahan miliknya yang digunakan penyemaian bibit karet itu luasnya 1,5 hektare. Untuk menangkarankan bibit itu, dibagi beberapa tempat. Mulai dari penyemaian biji karet, kemudian bibit yang sudah distek dengan bibit unggul.

"Usaha ini sudah saya digelutinya bersama teman-teman baru lima tahun. Asal mula bibitnya dari Dinas Pertanian Kaltim," sebut Suwignyo kepada harian ini, Rabu (6/1) di kediamannya. Namun ia menolak menyebutkan hasil rupiah yang diperolehnya. "Tapi (prosesnya) lambat karena sejak penyemaian sampai bibit siap tanam hampir 2 tahun," katanya.

Selama lima tahun menggeluti usaha ini, ia mengatakan, penyemaian biji karet sudah sebanyak sekitar 90 ribu, sedangkan penyetekan bibit sekitar 80 ribu bibit. "Sejak penyemaian biji karet, hingga penyetekan dan siap tanam memerlukan waktu minimal 1,3 tahun, hingga maksimalnya 2 tahun," terangnya. Cara penanamannya, satu hektare lahan terdapat 550 bibit dengan jarak tanam 4x3 meter.

Peminat bibit unggul ini, kata dia, dibeli oleh petani lokal. Tapi, harga jualnya lebih mahal yakni Rp 7 ribu per bibit. Kenapa mahal, karena petani lokal membelinya dalam jumlah sedikit. Pembeli yang banyak menurutnya, dari kegiatan proyek dengan harga Rp 5.700 per bibit. "Rata-rata pembeli proyek antara 20-30 bibit," katanya. Anehnya pembeli bibit karet unggul ini malah terbanyak dari Kutai Kartanegara, selebihnya dari Kutai Timur.

"Memang untuk di Kaltim, pembibitan karet unggul, selain Kubar, yang ada dan di Balikpapan," ujarnya. Ia menambahkan, untuk pembelian bibit harus dilakukan pemesanan terlebih dulu.

DIKUTIP DARI KALTIM POST, JUMAT, 8 JANUARI 2010

Artikel Terkait