(0541)736852    (0541)748382    disbun@kaltimprov.go.id

Bea Ekspor CPO Bisa Turun

15 Januari 2013 Admin Website Artikel 2415

JAKARTA. Bea keluar untuk ekspor Crude Palm Oil (CPO) dinilai bisa turun. Terutama mengingat fleksibelnya harga minyak kelapa sawit tersebut.

"Pasalnya harga CPO itu fleksibel, bea keluar bisa turun kalau CPO turun, bea keluar naik kalau CPO naik. CPO sejauh ini yang paling fleksibel", ujar pengamat ekonomi Institute for Development Economic and Financial, Aviliani.

Seperti diketahui, Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia baru-baru ini meminta Kementerian Keuangan agar bea keluar ekspor CPO dihapuskan. Pertimbangannya, karena Malaysia sudah menurunkan bea keluar 0% untuk CPO. Hal ini bertujuan agar industry nasional bisa bersaing.

Menurut Avialiani, pemerintah sebaiknya mencermati perkembangan harga CPO. "Kalau permintaan turun, pemerintah bisa menurunkan bea keluar", katanya.

Bagaimanapun, Aviliani berharap industri hilir yang dikembangkan, bukannya industri hulu. Hilirisasi itu bertujuan menghasilkan energi terbarukan dari CPO.

Namun, mengingat perkembangan hilirisasi CPO yang belum terlihat, Aviliani mengusulkan pemerintah memotivasi pengusaha CPO. Salah satunya dengan memberi insentif. "Pemerintah bisa memberikan insentif pajak 5 tahun, hasil insentif tersebut sebagai bekal investasi hilirisasi CPO", ujarnya.

Ia pun menilai, industri hilir sebaiknya dikembangkan dulu oleh perusahaan pemerintah, baru menggandeng pihak swasta. "Ini bisa dilakukan oleh BUMN, kalau swasta yang mengawali itu berat biasanya. Agar harga CPO dalam negeri tinggi dengan begitu GAPKI tidak perlu menjual keluar negeri", katanya.

DIKUTIP DARI KALTIMPOST, SELASA, 15 JANUARI 2013

Artikel Terkait