TENGGARONG. Gubernur Kaltim, Dr H Awang Faroek Ishak mengajak seluruh
pemangku kepentingan di sektor pertanian untuk bersama-sama meraih
kembali kejayaan pertanian Kaltim dan Indonesia. Menurut dia, pemerintah
telah berkomitmen untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat khususnya
para petani dan nelayan melalui sektor ini.
"Perhatian dan kepedulian serta keberpihakan pemerintah telah
ditunjukkan dengan dialokasikannya anggaran cukup besar guna mendukung
pengembangan sektor pertanian, sehingga akan berimbas pada peningkatan
kesejhateraan pelaku, terutama petani dan nelayan," kata Awang Faroek
Ishak, saat menyampaikan sambutan selamat datang pada Dialog Jarak Jauh
Peserta Pekan Nasional (Penas) XIII Petani Nelayan 2011 dengan Presiden
Susilo Bambang Yudhoyono di Gedung Beladiri Pencak Silat GOR Aji Imbut
Tenggarong Seberang, Rabu (22/6).
Menurut dia, Kaltim sebagai provinsi terluas kedua atau satu setengah
kali Pulau Jawa dan Madura dengan penduduk 3,5 juta jiwa telah
dikaruniai kekayaan sumber daya alam berlimpah, berupa minyak dan gas
bumi, batubara dan hutan serta laut dan perikanan.
Sehingga dengan
penyelenggaraan Penas XIII Petani-Nelayan mendapat manfaat yang sangat
besar dari perhelatan akbar ini.
Penas ini merupakan ajang pertemuan dan silaturrahmi terbesar yang
pernah digelar di Indonesia. Karena pesertanya lebih dari 30 ribu orang
dari 33 provinsi di Indonesia, ditambah peserta dari negara-negara Asean
dan Jepang.
"Inilah momentum penting dari Kaltim untuk kebangkitan, kemajuan dan
kejayaan Petani Nelayan tanah air. Selain itu, Penas sangat sejalan
dengan Visi Kaltim Bangkit 2013, yaitu Mewujudkan Kalimantan Timur
sebagai Pusat Agroindustri dan Energi Terkemuka Menuju Masyarakat Adil
dan Sejahtera," ujarnya.
Dengan visi itu, Kaltim memilih strategi mengubah struktur ekonomi dari
pemanfaatan sumberdaya alam yang tidak dapat diperbarui ke pembangunan
ekonomi yang dengan pengelolaan SDA yang dapat diperbarui.
Kemudian mempercepat pembangunan ekonomi yang berdaya saing dengan
mengembangkan beberapa kawasan industri melalui pendekatan klaster
sebagai pusat pertumbuhan ekonomi.
Ditetapkannya Kaltim sebagai kawasan klaster industri berbasis
pertanian, oleochemical di Maloy, Kutai Timur dan industri berbasis
Migas dan kondensat di Kota Bontang oleh pemerintah pusat, diharapkan
akan berperan penting menggerakkan perekonomian daerah dan nasional,
serta untuk peningkatan kesejahteraan rakyat.
Selain itu, Kaltim memiliki potensi sangat besar di sektor pertanian
tanaman pangan, perkebunan, kehutanan, peternakan, kelautan dan
perikanan.
Satu diantaranya, dikembangkan Kayan Food Estate di Kabupaten
Bulungan dengan luas areal 30 ribu hektare. Saat ini telah selesai
dibuat Master Plan Rice Estate Delta Kayan.
Kawasan Food Estate ini telah menarik minat investor, baik Badan Usaha
Milik Negara (BUMN) maupun swasta untuk berinvestasi. Antara lain, PT.
Sang Hyang Sri dengan areal tiga ribu hektare dan PT Solaria yang
melakukan budidaya ikan patin dan padi seluas lima ribu hektare, serta
PT. Bosoa yang merencanakan untuk membangun industri jagung 10 ribu
hektare.
"Program strategis tersebut tidak mungkin terwujud tanpa dukungan
infrastruktur yang berkualitas, sehingga percepatan pembangunan Kaltim
sebagai koridor ekonomi nasional. Pembangunan Jalan Lintas Kalimantan,
Jalan Tol Balikpapan-Samarinda sepanjang 99.02 kilometer yang saat ini
sedang dibangun, jalan Sengata-Maloy, Rel Kereta Api Wahau-Lubuk Tutung,
Rel Kereta Api Muara Tuhuk-Tanjung Issuy/Sungai Mahakam," ujarnya.
Termasuk, pengembangan Bandar Udara Internasional Sepinggan, pembangunan
Bandara Samarinda, Jembatan Pulau Balang, Jembatan Mahakam Kota II,
Pelabuhan dan Kawasan Industri Kariangau, Kawasan Industri dan Pelabuhan
Internasional Maloy dan lainnya menjadi sangat penting dan mendesak
untuk segera diimplementasikan sesuai dengan Master-Plan Percepatan dan
Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) yang telah ditetapkan.
Sementara itu, terkait penyelenggaraan Penas XIII Petani-Nelayan di
Tenggarong, Kutai Kartanegara ini, telah dibangun sejumlah sarana dan
fasilitas berupa demplot yang dibangun di Arena Penas Stadion Madya Aji
Imbut. Petani-Nelayan Kaltim merasa sangat bersyukur, karena selanjutnya
demplot itu akan dimanfaatkan seoptimal mungkin untuk mendukung
terwujudnya revitalisasi pertanian.
"Demplot Penas tersebut merupakan laboratorium mini, tempat
dikembangkannya rekayasa dan pemanfaatan teknologi yang terintegrasi
pada sektor pertanian terkait.
"Kawasan ini contoh ideal untuk pengembangan usaha. Tidak berhenti di
saat Penas ini saja, tetapi patut menjadi contoh setiap daerah. Perlu
ditindaklanjuti pemanfaatannya semaksimal mungkin dengan mengerahkan
sumberdaya petani bersama aparatur pemerintah yang terkait di jajaran
dinas, instansi Pertanian, Perkebunan, Kehutanan, Peternakan, Kelautan
dan Perikanan yang ada di daerah ini," harap Awang Faroek Ishak.
SUMBER : HUMAS PROV. KALTIM