.JPG)
SAMARINDA. Untuk mendorong percepatan pengembangan kawasan industri yang
terintegrasi di kabupaten/kota di seluruh Kaltim, Pemprov juga berupaya
mengembangkan pelabuhan laut dalam rangka mendukung distribusi
hasil-hasil sumber daya alam (SDA) untuk di kirim ke daerah-daerah
pengeskpor.
Namun, Gubernur Kaltim Dr H Awang Faroek Ishak mengatakan hasil-hasil
SDA Kaltim tersebut tentunya tidak boleh lagi dieskpor dalam bentuk
bahan mentah, tetapi harus lebih dulu diolah sehingga memiliki daya
saing dan nilai ekonomis yang tinggi.
"Kedepan batu bara dan CPO (crude palm oil) tidak akan kita ekspor
dalam bentuk mentah, melainkan sudah diolah menjadi produk turunan
sehingga mempunyai value added (nilai tambah)," ujar Awang Faroek.
Untuk itu pengembangan kawasan industri merupakan salah satu upaya
Pemprov guna meningkatkan daya saing komoditi ekspor Kaltim. Salah satu
kawasan industri yang dikembangkan oleh Pemprov adalah Kawasan Industri
dan Pelabuhan Internasional (KIPI) Maloy di Kutai Timur.
Sebagai informasi, KIPI Maloy mulai disusun perencanaannya pada 2010.
Saat ini, seluruh dokumen perencanaan dan kelengkapannya telah
terpenuhi. Pada akhir 2012 telah dibangun gedung workshop, dilanjutkan
dengan pembangunan gedung penunjang lainnya dan persiapan jalan akses
lingkungan pada 2013. Pelabuhan sisi laut dimulai pembangunannya pada
2013 melalui dana APBN.
Progres pembangunan KIPI Maloy yang terletak di Alur Laut Kepulauan
Indonesia (ALKI) II, ujar Awang Faroek, telah dibangun jalan sepanjang
17 kilometer. Pun telah dibangun kantor badan pengelola, workshop dan
akan dibangun kantor cabang pembantu Bank Pembangunan Daerah (BPD)
Kaltim, pelabuhan CPO dan teminal kargo. Sementara itu, Kementerian
Perdagangan akan membangun tangki timbun CPO.
Pembangunan tangki timbun dirasa sangat diperlukan sebagai pendukung
produksi minyak kelapa sawit di Kaltim yang telah mencapai satu juta
hektare. Demikian juga produk CPO dari provinsi lain di Pulau Kalimantan
dan Sulawesi.
"Kaltim bertekad membangun jalan tol yang menghubungkan dari
Balikpapan, Samarinda, Bontang, Sanggatta hingga Maloy. Demikian juga
untuk perbaikan jalan trans Kalimantan di Kaltim, akan terus kita
perhatikan untuk memperlancar angkutan CPO dari provinsi penghasil CPO
di Kalimantan," kata Awang Faroek.
Selain itu, lanjut Awang Faroek, pada Kawasan Industri Kariangau (KIK)
di Balikpapan juga saat ini telah dibangun Terminal Peti Kemas (TPK)
Kariangau dengan investasi APBN, APBD, dan PT Pelindo IV sebesar Rp713
miliar yang telah diresmikan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada
Oktober 2012.
TPK Kariangau saat ini telah beroperasi. Guna meningkatkan
pelayanannya, pada 2013 dilaksanakan pembangunan gedung operasional
(kantor pengelola TPK Kariangau). Untuk akses menuju TPK Kariangau dari
jalan utama Kilometer 13 sepanjang 13,5 kilometer telah terbangun satu
jalur sisi kanan dan satu buah jembatan. Untuk sisi kiri sedang
dilakukan pembangunannya dan ditargetkan tuntas pada 2014.
"Pada KIK di Balikpapan juga sedang dibangun pembangkit listrik 2x100
megawatt oleh PT PLN dalam rangka memenuhi kebutuhan pasokan listrik
Kaltim yang saat ini masih kekurangan sekitar 300 MW," jelas Awang
Faroek. (her/hmsprov)
SUMBER : HUMAS PROV. KALTIM