(0541)736852    (0541)748382    disbun@kaltimprov.go.id

Asal Usul Lada Malonan 1

06 Juli 2018 Admin Website Artikel Perkebunan 28564
Asal Usul Lada Malonan 1
Lada (Piper nigrum L.) atau sahang merupakan salah satu komoditas perkebunan andalan Provinsi Kalimantan Timur, yang memegang peran strategis dalam perekonomian masyarakat di wilayah ini. Sejak zaman Hindia Belanda lada sudah menyebar di Kalimantan Timur dan merupakan salah satu daerah sentra pembudidayaan lada di Asia Tenggara. Jenis tanaman lada ini oleh masyarakat setempat disebut varietas lokal, yang mempunyai ciri khas dapat berbuah hampir sepanjang tahun.

Lada Kalimantan Timur, mulai ditanam di daerah Muara Badak, Kabupaten Kutai Kartanegara pada era tahun 1960-1970 bersama dengan proyek jalan Kalimantan (perlintasan jalan Samarinda-Balikpapan). Di daerah tersebut lada mulai ditanam secara intensif oleh kaum pendatang, orang Bugis yang dating dari Sulawesi Selatan. Asal-usul lada local tersebut sampai saat ini belum secara jelas diketahui. Namun, dari penuturan para sesepuh kampung di Muara Badak, konon sejak nenek moyang mereka bermukim sudah ada lada. Populasi lada yang ada di Kalimantan Timur diduga dibawa oleh pedagang Arab bersamaan dengan penyebaran lada di Sumatra dan Jawa (Purseglove,1982).

Saat ini, yang dikenal dengan lada lokal Kalimantan Timur (lada Malonan 1), banyak dibudidayakan di Loa janan, terutama desa Batuah, mulai dari km 17 sampai km 33. Lada yang berkembang di desa Batuah, kecamatan Loa janan, Kabupaten KutaiKartanegara (dulu Kab. Kutai), mulai ditanam pada tahun  1976 oleh seorang petani bernama Wahab Ukas. Pria asal Bone, Sulawesi Selatan, menanam lada di dusun Karya Makmur, Desa Batuah yang kala itu penduduknya masih jarang. Benih lada yang digunakan berasal dari Muara Badak yang dibawa oleh keluarganya. Warga Batuah bertambah karena pendatang dari Bone dan Soppeng, Sulawesi Selatan.

Pada tahun 1980, panen raya pertanaman lada milik Wahab Ukas telah mengantarnya ke tanah suci. Beberapa tahun kemudian keberhasilan Wahab Ukas, diikuti oleh puluhan penduduk Batuah lainnya, dan nyata mengantarkan mereka menunaikan ibadah haji ketanah suci, menopang pendapatan keluarga serta mengantar anak-anak mereka menjadi sarjana. Sejak saat itu, lada Malonan 1 terus berkembang di Loa Janan, bahkan menyebar ke daerah sekitar Loa Janan, seperti Samboja dan daerah lain di Kab. Penajam Paser Utara, seperti Sepaku dan Semoi.


Komponen Mutu Lada Malonan 1

 

1.     Kadar minyakAtsiri (%)

·     Lada putih        :2,35

·     Lada hitam       :2,61

·     Lada enteng      :2,90 

2.     Kadar Piperin (%)

·     Lada putih        :3,82

·     Lada hitam       :3,18

·     Lada enteng      :3,96

3.     Kadar Oleoresin (%)

·     Lada putih        :11,23

·     Lada hitam       :15,60

·     Lada enteng      :12,59

4.     Rata-rata produksi lada putih 2,17 ton/ha/tj.

5.     Produksi sepanjang tahun

Lada Malonan 1 mengandung minyak astiri 2,35%, oleoresin 11,23%, dan piperin 3,82, lebih tinggi dari oleoresin dan piperin lada putih varietas Petaling1 (10,66% dan 3,03%); lada enteng dengan kandungan minyak atsiri 2,90%, piperin 3,96%, dan oleoresin 12,59%; lada hitam dengan kandungan minyak atsiri 2,61%, oleoresin 15,60%, dan piperin 3,18%, lebih tinggi dari oleoresin dan piperin lada hitam varietas Natar 1 (11,29% dan 2,355).

Pengembangan Lada Malonan 1

 

Sebagai salah satu komoditas perkebunan unggulan di Provinsi Kalimantan Timur, pembudidayaan lada di Kalimantan Timur menyebar di 9 Kabupaten/Kota. Areal pengembangan terluas adalah kabupaten KutaiKartanegara, 3.757 ha (Disbun Kaltim, 2014). Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur melalui Dinas Perkebunan, telah mengembangkan tanaman lada sampai akhir tahun 2013, seluas 4.231 ha. Upaya mengembalikan kejayaan lada Kaltim (Samarinda White Pepper) Disbun Prov. Kaltim telah menyusun target pencapaian luas areal penanaman lada dan produksi selama lima tahun (2014-2018) sebagai berikut:

A.    Tahun 2014 capaian luas 9.500 ha dengan produksi 6.331 ton.

B.    Tahun 2015 capaian luas 10.000 ha dengan produksi 6.890 ton.

C.    Tahun 2016 capaian luas 10.500 ha dengan produksi 7.464 ton.

D.    Tahun 2017 capaian luas 11.000 ha dengan produksi 7. 992 ton

E.     Dan pada tahun 2018 areal penanaman ditargetkan dapat mencapai 11.500 ha dengan produksi 8.674 ton.

Penambahan perluasan penanaman Lada seluas 500 ha per tahun ini dengan jarak tanam 1,6 m x 1,8 m memerlukan 1.500.000 bibit per tahun. Sedangkan untuk keperluan masyarakat selama 5 (lima) tahun kedepan diprediksi 500 ha per tahun, sehingga total keperluan bibit lada rata-rata 2.500.000 - 3.000.000 pertahunnya.


Bibit lada yang biasa dipakai oleh petani Kecamatan Loa Janan dan Muara Badak Kabupaten Kutai Kartanegara adalah 5 sampai 6 ruas atau akar dari tanaman induk lada. Untuk perluasan areal penanaman lada tersebut, diperlukan sumber benih bermutu (benih bina) yang berasal dari lada lokal Kalimantan Timur di Kecamatan Loa Janan dan Muara Badak, Kab Kutai Kartanegara yang telah dilepas sebagai varietas unggul lada berkadar Oleoresin tinggi (pedas), dengan nama Malonan 1 sesuai dengan keputusan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor 448/Kpts/KB.120/7/2015 tanggal 6 Juli 2015 tentang Pelepasan Lada Varietas Malonan 1 sebagai Varietas Unggul.

SUMBER : BIDANG PENGEMBANGAN KOMODITI

Artikel Terkait