11 Pabrik Sawit Baru Siap Beroperasi di Kaltim
26 Juni 2014
Admin Website
Berita Daerah
5858
SAMARINDA. Jumlah pabrik
kelapa sawit di Kalimantan Timur dipastikan bertambah. Setelah
beroperasi 58 pabrik hingga Mei lalu, sebelas pabrik di empat kabupaten
dipastikan menyusul beroperasi tahun ini.
Dilansir dari data Dinas Perkebunan (Disbun) Kaltim, pabrik-pabrik baru tersebut tersebar di Paser (1), Kutai Timur (3), Kutai Kartanegara (6), dan Berau (1). Kapasitas produksi kesebelas pabrik tersebut diperkirakan mencapai 510 ton tandan buah segar (TBS) per jam.
"Sebelumnya, kapasitas produksi 58 pabrik terdahulu sudah mencapai 2.945 ton TBS per jam. Untuk yang baru, izinnya sudah keluar. Kami berharap, pabrik-pabrik tersebut bisa beroperasi tahun ini," ucap Kepala Bidang Usaha Disbun Kaltim Muhammad Yusuf.
Dijelaskannya, saat ini, di Kaltim terdapat 344 perusahaan kelapa sawit dari 243 Izin Usaha Perkebunan (IUP). Dengan luas izin 3,09 juta Hektare (Ha), ada 1,14 juta Ha yang tercatat sebagai Hak Guna Usaha (HGU) perusahaan.
Dia mengatakan, sebelum mengoperasikan pabriknya sendiri, perusahaan pemilik pabrik sudah menjalankan pengolahan di Kaltim. Namun, karena kapasitas produksinya masih terbatas, sebagian menyerahkan kegiatan pengolahan ke pabrik milik perusahaan lain.
"Sekarang, dari sisi ekonomis, mereka sudah layak mengoperasikan pabrik sendiri. Kami berharap, ini bisa menambah daya serap dari produksi petani," terangnya.
Dengan luas lahan perkebunan yang lebih dari 1 juta Ha, idealnya kata dia, jumlah pabrik kelapa sawit di Kaltim adalah 100 buah. Itu dikarenakan kapasitas produksi dari satu pabrik hanya bisa untuk 10 ribu Ha lahan sawit.
"Sebenarnya, produksi per pabrik hanya 7.000 Ha. Mengingat tak semua TBS berusia maksimal (10 tahun atau lebih), bisa saja satu pabrik mengolah TBS lebih dari itu. Artinya, dengan penambahan menjadi 69, kita masih butuh lebih dari 30 pabrik kelapa sawit di Kaltim," jelasnya.
Meski angka persediaan lahan lebih tinggi dibanding jumlah ideal pabrik, lanjut Yusuf, masih banyak perusahaan yang mengeluhkan ketersediaan pasokan TBS. Penyebabnya, kata dia, adalah rendahnya produktivitas dari perkebunan rakyat.
"Seperti yang terjadi di Paser. Meski lahannya luas, produksi di wilayah tersebut tak mencukupi kebutuhan pabrik karena rata-rata usianya masih belum maksimal untuk diolah. Bahkan, perusahaan sampai harus berebut mendapatkan bahan baku," ungkap dia. (*/umy/*/man/lhl)
SUMBER : http://kaltimpost.co.id/berita/detail/81180-11-pabrik-baru-siap-beroperasi.html