
SAMARINDA. Jumlah pabrik
kelapa sawit di Kalimantan Timur dipastikan bertambah. Setelah
beroperasi 58 pabrik hingga Mei lalu, sebelas pabrik di empat kabupaten
dipastikan menyusul beroperasi tahun ini.
Dilansir dari data Dinas Perkebunan (Disbun) Kaltim, pabrik-pabrik
baru tersebut tersebar di Paser (1), Kutai Timur (3), Kutai Kartanegara
(6), dan Berau (1). Kapasitas produksi kesebelas pabrik tersebut
diperkirakan mencapai 510 ton tandan buah segar (TBS) per jam.
"Sebelumnya, kapasitas produksi 58 pabrik terdahulu sudah mencapai
2.945 ton TBS per jam. Untuk yang baru, izinnya sudah keluar. Kami
berharap, pabrik-pabrik tersebut bisa beroperasi tahun ini," ucap Kepala
Bidang Usaha Disbun Kaltim Muhammad Yusuf.
Dijelaskannya, saat ini, di Kaltim terdapat 344 perusahaan kelapa
sawit dari 243 Izin Usaha Perkebunan (IUP). Dengan luas izin 3,09 juta
Hektare (Ha), ada 1,14 juta Ha yang tercatat sebagai Hak Guna Usaha
(HGU) perusahaan.
Dia mengatakan, sebelum mengoperasikan pabriknya sendiri, perusahaan
pemilik pabrik sudah menjalankan pengolahan di Kaltim. Namun, karena
kapasitas produksinya masih terbatas, sebagian menyerahkan kegiatan
pengolahan ke pabrik milik perusahaan lain.
"Sekarang, dari sisi ekonomis, mereka sudah layak mengoperasikan
pabrik sendiri. Kami berharap, ini bisa menambah daya serap dari
produksi petani," terangnya.
Dengan luas lahan perkebunan yang lebih dari 1 juta Ha, idealnya kata
dia, jumlah pabrik kelapa sawit di Kaltim adalah 100 buah. Itu
dikarenakan kapasitas produksi dari satu pabrik hanya bisa untuk 10 ribu
Ha lahan sawit.
"Sebenarnya, produksi per pabrik hanya 7.000 Ha. Mengingat tak semua
TBS berusia maksimal (10 tahun atau lebih), bisa saja satu pabrik
mengolah TBS lebih dari itu. Artinya, dengan penambahan menjadi 69, kita
masih butuh lebih dari 30 pabrik kelapa sawit di Kaltim," jelasnya.
Meski angka persediaan lahan lebih tinggi dibanding jumlah ideal
pabrik, lanjut Yusuf, masih banyak perusahaan yang mengeluhkan
ketersediaan pasokan TBS. Penyebabnya, kata dia, adalah rendahnya
produktivitas dari perkebunan rakyat.
"Seperti yang terjadi di Paser. Meski lahannya luas, produksi di
wilayah tersebut tak mencukupi kebutuhan pabrik karena rata-rata usianya
masih belum maksimal untuk diolah. Bahkan, perusahaan sampai harus
berebut mendapatkan bahan baku," ungkap dia. (*/umy/*/man/lhl)
SUMBER : http://kaltimpost.co.id/berita/detail/81180-11-pabrik-baru-siap-beroperasi.html