YOGYAKARTA. Industri karet Indonesia ke depan bisa menjadi
pemimpin dalam pengelolaan suplai dan produksi komoditas perkebunan
tersebut di dunia, kata Wakil Menteri Perdagangan Bayu Khrisnamurti.
"Indonesia merupakan negara yang paling memiliki kesempatan besar
dalam industri karet, baik secara kualitas maupun kuantitas," katanya
usai menjadi pembicara pada Konferensi Nasional Karet 2012 di
Yogyakarta, Rabu (19/9).
Menurut dia, Indonesia sebagai salah satu produsen besar karet
memiliki posisi lebih baik dibandingkan dengan Thailand dan Malaysia.
Ketiga negara itu saat ini merupakan produsen karet terbesar di dunia.
"Produksi karet di ketiga negara tersebut sekitar 85 persen dari
total produksi dunia. Namun, Indonesia memiliki kesempatan paling besar
untuk memimpin industri karet dunia," katanya.
Ia mengatakan pada 2011 dengan luas areal perkebunan karet 3,4 juta
hektare dan produksi karet 2,8 juta ton, Indonesia menempati posisi
kedua setelah Thailand sebagai produsen karet alam di dunia.
"Karet sebagai bahan baku industri ban berperan penting dalam
mendorong pertumbuhan sentra-sentra ekonomi baru di Indonesia," katanya.
Menurut dia, karet merupakan komoditas perkebunan yang sangat
penting peranannya di Indonesia. Selain sebagai sumber lapangan kerja
utama di daerah, komoditas itu juga memberikan kontribusi yang
signifikan sebagai sumber devisa negara.
"Konferensi itu diharapkan dapat meningkatkan produktivitas
perkebunan karet nasional dan mutu bahan olah karet serta pengembangan
industri barang jadi karet dalam negeri," katanya.
Direktur Pusat Penelitian Karet Chairil Anwar mengatakan diperlukan
upaya penerapan berbagai inovasi dan teknologi unggul untuk meningkatkan
produktivitas dan efisiensi usaha perkebunan, mutu hasil olahan, dan
pengembangan produk jadi karet.
"Selain itu, juga diperlukan penyediaan kebijakan dan fasilitas yang
mendukung upaya percepatan pengembangan industri hilir di dalam
negeri," katanya.
DIKUTIP DARI MEDIA INDONESIA, KAMIS, 20 SEPTEMBER 2012