Target sejuta hektare sawit tercapai 2013
28 April 2012
Admin Website
Artikel
3836
SAMARINDA. Gubernur Kalimantan Timur Awang Faroek Ishak yakin target sejuta
hektare sawit bakal tercapai pada 2013 mengingat saat ini izin yang
keluarkan sudah melebihi target itu.
Saat ini izin yang dikeluarkan sudah mencapai 2,4 juta hektare, namun dari luasan itu sebanyak 1,4 juta hektar masih belum ditanami.
"Untuk permintaan benih sawit pada masa tanam 2012 dan 2013, bibit yang sudah dipesan oleh perusahaan besar sawit (PBS), penangkar benih, dan pemerintah daerah pada 2011 sebanyak 35.571.050 kecambah," kata Awang Faroek Ishak di Samarinda, Jumat.
Jumlah 35.571.050 kecambah atau bibit sawit tersebut, lanjut gubernur, setara untuk ditanam pada lahan seluas 237.140 hektare.
Sementara itu, calon lahan perkebunan sawit yang sudah dilakukan "land clearing" atau pematangan lahan seluas 472.646 ha, sehingga pencapaian sejuta hektare sawit diyakini bakal tercapai, bahkan terlampaui.
Pemprov Kaltim, katanya, hingga kini terus mendorong agar perkebunan sawit terus berkembang, apalagi saat ini juga sedang dibangun Kawasan Industri dan Pelabuhan Internasional (KIPI) Maloy di Kabupaten Kutai Timur yang juga akan menjadi sentra perkebunan sawit.
Salah satu komoditas unggulan perkebunan di Kaltim adalah kelapa sawit, karena di samping sawit mempunyai fungsi ekonomi tinggi dan mampu meningkatkan fungsi sosial, juga berkaitan dengan ekologi.
Untuk mendukung pengembangan agroindustri termasuk di dalamnya industri kelapa sawit, Pemprov Kaltim juga membangun sejumlah sarana pendukung.
Sarana itu di antaranya pengembangan Kawasan Industri Kariangau di Balikpapan dan kawasan industri berbasis gas dan kondensat di Kota Bontang, termasuk KIPI Maloy di Kecamatan Kaliorang.
KIPI Maloy ke depan akan menjadi kawasan ekonomi khusus yang terintegrasi dengan beberapa industry, di antaranya industri oleochemical, peleburan alumunium, industri biodiesel dan lainnya.
Sarana lain yang juga terus dibangun guna mendukung keberhasilan perkebunan adalah infrastruktur jalan, bahkan jalan yang ada juga akan terkoneksi dengan transportasi kereta api.
Pada 2012, lanjutnya, investor rel kereta api dengan nama Ras al-Khaimah dari Uni Emirat Arab akan memulai pembangunan rel sepanjang 135 km, yakni dari Muara Wahau - Bengalon hingga Lubuk Tutung, Kutai Timur.
Saat ini izin yang dikeluarkan sudah mencapai 2,4 juta hektare, namun dari luasan itu sebanyak 1,4 juta hektar masih belum ditanami.
"Untuk permintaan benih sawit pada masa tanam 2012 dan 2013, bibit yang sudah dipesan oleh perusahaan besar sawit (PBS), penangkar benih, dan pemerintah daerah pada 2011 sebanyak 35.571.050 kecambah," kata Awang Faroek Ishak di Samarinda, Jumat.
Jumlah 35.571.050 kecambah atau bibit sawit tersebut, lanjut gubernur, setara untuk ditanam pada lahan seluas 237.140 hektare.
Sementara itu, calon lahan perkebunan sawit yang sudah dilakukan "land clearing" atau pematangan lahan seluas 472.646 ha, sehingga pencapaian sejuta hektare sawit diyakini bakal tercapai, bahkan terlampaui.
Pemprov Kaltim, katanya, hingga kini terus mendorong agar perkebunan sawit terus berkembang, apalagi saat ini juga sedang dibangun Kawasan Industri dan Pelabuhan Internasional (KIPI) Maloy di Kabupaten Kutai Timur yang juga akan menjadi sentra perkebunan sawit.
Salah satu komoditas unggulan perkebunan di Kaltim adalah kelapa sawit, karena di samping sawit mempunyai fungsi ekonomi tinggi dan mampu meningkatkan fungsi sosial, juga berkaitan dengan ekologi.
Untuk mendukung pengembangan agroindustri termasuk di dalamnya industri kelapa sawit, Pemprov Kaltim juga membangun sejumlah sarana pendukung.
Sarana itu di antaranya pengembangan Kawasan Industri Kariangau di Balikpapan dan kawasan industri berbasis gas dan kondensat di Kota Bontang, termasuk KIPI Maloy di Kecamatan Kaliorang.
KIPI Maloy ke depan akan menjadi kawasan ekonomi khusus yang terintegrasi dengan beberapa industry, di antaranya industri oleochemical, peleburan alumunium, industri biodiesel dan lainnya.
Sarana lain yang juga terus dibangun guna mendukung keberhasilan perkebunan adalah infrastruktur jalan, bahkan jalan yang ada juga akan terkoneksi dengan transportasi kereta api.
Pada 2012, lanjutnya, investor rel kereta api dengan nama Ras al-Khaimah dari Uni Emirat Arab akan memulai pembangunan rel sepanjang 135 km, yakni dari Muara Wahau - Bengalon hingga Lubuk Tutung, Kutai Timur.
DIKUTIP DARI ANTARA NEWS, JUMAT, 27 APRIL 2012