Tahun 2011 Depan Kutim Miliki 13 Pabrik CPO
SANGATTA- Kepala Dinas Perkebunan Akhmadi Baharuddin mengatakan, pada
tahun 2011 mendatang di Kutai Timur belal terdapat 13 unit pabrik minyak
kelapa sawit atau Crude Palm Oil (CPO).
“Hingga 2010 ini di Kutim terdapat 10 unit pabrik CPO dengan
kapasitas produksi 480 ton per jam. Pabrik CPO yang sedang tahap
konstruksi 3 unit, dengan kapasitas 135 ton per jam. Jadi pada tahun
depan, dipastikan aakan ada 13 unit pabrik CPO di Kutim dengan kapasitas
produksi 615 ton per jam,” kata Akhmadi belum lama ini.
Terus bertambahnya jumlah pabrik minyak kelapa sawit di Kutim, karena
sampai sekarang di daerah ini terdapat 53 perusahaan besar swasta yang
mengembangkan perkebunan kelapa sawit, dengan izin lahan seluas
605.581,77 hektare. Izin lahan PBS yang sudah ada Hak Guna Usaha (HGU)
seluas 172.448,08 hektare. Lahan kebun sawit yang sudah ditanami bibit
seluas 174.713,38 hektare. Dengan rincian, tanaman belum menghasilkan
seluas 119.974,58 hektare dan tamanan menghasilkan seluas 54.733,80
hektare.
"Luasan lahan dimaksud, pada tahun 2009 tercatat sebanyak 21.267.570
bibit kelapa sawit. Setaip hektare memerlukan bibit kelapa sawit 200
butir kecambah. Dengan demikian diperlukan penambahan areal seluas
106.000 hektare tahun 2012 mendatang,” lanjutnya.
Guna menunjang kelancaran pabrik CPO, maka di Kutim juga sudah
dikembangkan perkebunan sawit rakyat. Kebun kelapa sawit rakyat hingga
tahun 2010 ini mencapai 47.344 hektare. Masing-masing kebun sawit
rakyat swadaya perbantuan dan swadaya murni 12.050 hektare.
Kebun sawit pola kemitraan seluas 35.294 hektare untuk 8.937 kepala
keluarga (KK). Koperasi yag sedang berjalan 56 unit. Koperasi mitra
(plasma) sebanyak 107 unit. Luasan lahan kebun kelapa sawit yang
dikelola koperasi yang sudah menghasilkan tandang buah segar (TBS) 1.770
hektare, sedangkan tanaman kelapa sawit yang belum menghasilkan seluas
33.524 hektare. Presentase capaian kebun plasma 19,07 persen tahun ini.
Diakui oleh Kadis Perkebunan, perjalanan pengembangan kebun kelapa
sawit di Kutim dihadapkan berbagai masalah. Di antaranya, kepastian
tata ruang.Tapal batas desa. Dukungan infrastruktur. Kurangnya petugas
lapangan pendamping kemitraan.
“Pengembangan perkebunan kelapa sawit di Kutim tidak semuanya berjalan
lancar seperti yang dibayangkan, namun tetap menghadapi sejumlah
kendala. Kendala-kendala tersebut harus segera dicarikan solusinya yang
tepat, guna mewujudkan kesejahteraan masyarakat,” jelas Akhmadi
Baharuddin.
DIKUTIP DARI KALTIM POST, SABTU, 18 DESEMBER 2010