Jakarta - Indonesia memiliki potensi energi sebesar
885,2 juta Gigajoule (GJ) per tahun dari limbah biomassa. Energi ini
bisa dimanfaatkan untuk bahan bakar pembangkit listrik.
"Kita
memiliki potensi biomassa yang besar," kata Direktur Bioenergi,
Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi
(Ditjen EBTKE), Maritje Hutapea dalam situs resmi Ditjen EBTKE, Sabtu
(5/3/2011).
Ia mengatakan, potensi kalori sebesar itu diperoleh
dari jenis limbah peremajaan kebun karet (496,0 juta GJ per tahun),
sisa lodging (11,0 juta GJ per tahun), limbah industri penggergajian
kayu (10,6 juta GJ per tahun), tandan kosong kelapa sawit (15,4 juta GJ
per tahun), sabut sisa kelapa sawit (35,3 juta GJ per tahun), cangkang
buah sawit (17,2 juta GJ per tahun), bagas tebu (78,0 juta GJ per
tahun), sekam padi (179,0 juta GJ per tahun), tempurung kelapa (18,7
juta GJ per tahun) serta sabut kelapa (24,0 juta GJ per tahun).
Sementara
untuk potensi produksinya, menurut Maritje, bisa mencapai 65,7 juta ton
per tahun, dengan rincian dari peremajaan kebun karet (31,0 juta ton
per tahun), sisa lodging (1,2 juta ton per tahun), limbah industri
penggergajian kayu (1,1 juta ton per tahun), tandan kosong kelapa sawit
(3,5 juta ton per tahun), sabut sisa kelapa sawit (3,7 juta ton per
tahun), cangkang buah sawit (1,3 juta ton per tahun), bagas tebu (6,5
juta ton per tahun), sekam padi (14,3 juta ton per tahun), tempurung
kelapa (1,1 juta ton per tahun) serta sabut kelapa (2,0 juta ton
pertahun).
Sebelumnya, Dirjen EBTKE Luluk Sumiarso mengatakan,
pemerintah akan fokus dalam pengembangan energi biomassa sebagai salah
satu energi baru terbarukan.
Selama ini energi terbarukan
khususnya biomassa hanya dipandang sebagai energi alternatif.
Menurutnya, pandangan ini merupakan dosa besar mengingat cadangan
energi terbarukan seperti panas bumi, air, matahari dan biomassa
melimpah tetapi tidak dimanfaatkan.
”Sebelumnya kita hanya
menganggap energi terbarukan hanya sebagai energi alternatif, pandangan
ini harus dirubah, terutama biomassa tidak boleh lagi menjadi energi
alternatif yang sederhana tetapi menjadi fokus," katanya.
DIKUTIP DARI DETIK ONLINE, SABTU, 5 MARET 2011