JAKARTA. Kementerian
Koperasi dan UKM menetapkan Sumatra dan Kalimantan sebagai sentra kelapa
sawit yang akan dikelola secara lebih optimal, demikian disampaikan
pejabat Kementerian Koperasi dan UKM.
"Pemetaan kekuatan potensi produk setiap provinsi sangat
penting, sedangkan kebijakan pokok tetap dari Kementerian Koperasi dan
UKM," kata Pelaksana Tugas Sekretaris Kementerian Koperasi dan UKM, Agus
Muharram, di Jakarta, Minggu (11/12).
Agus Muharram mengatakan, dalam Rapat Koordinasi Nasional
Kementerian Koperasi dan UKM yang berakhir Jumat (9/12), pihaknya memang
telah sepakat merekomendasikan pengelolaan secara optimal budidaya
kelapa sawit, khususnya di Pulau Sumatra dan Kalimantan.
Agus meminta agar seluruh daerah melakukan sinkronisasi terkait
keputusan yang dihasilkan dalam pertemuan itu. "Dari lima koridor
wilayah yang dibentuk pada Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) guna
mendukung pemberdayaan koperasi dan usaha mikro, kecil dan menengah
(KUMKM), koridor Sumatra dan Kalimantan menempatkan budidaya pada
prioritas pertama," katanya.
Ia juga berharap program pemberdayaan KUMKM yang dikaitkan
dengan MPE3EI atau Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan
Ekonomi Indonesia akan mendatangkan manfaat yang optimal bagi
masyarakat.
Dikemukakan Agus, meski baru sekadar rekomendasi, bisa disebut telah menghasilkan 70 persen dari tujuan utama.
Agus Muharram menambahkan hasil pemetaan potensi unggulan
tersebut akan dioptimalkan, agar segera ditindaklanjuti oleh seluruh
kepala dinas koperasi dan ukm seluruh Indonesia bersama jajarannya.
Dari 10 provinsi di pulau Sumatra, hanya satu yang tidak menjadi
sentra kelapa sawit, yakni Kepulauan Riau. Sedangkan Nanggroe Aceh
Darussalam, Sumatra Utara, Sumatra Barat, Riau, Sumatra Selatan, Bangka
Belitung, Bengkulu, Lampung, dan Jambi menjadi pusat pengelolaan terpadu
budidaya sawit.
Ada pun tiga koridor lain, yakni Jawa, Sulawesi, dan Nusa
Tenggara Timur, Papua dan Maluku, secara umum merekomendasikan
peningkatan kepariwisataan selaras program MP3EI.
Sedangkan koridor Sulawesi masih mengandalkan sektor perkebunan
dan pertanian seperti kakao, kelapa, kopi, kacang mete, dan pala.
DIKUTIP DARI MEDIA INDONESIA, MINGGU, 11 DESEMBER 2011