(0541)736852    (0541)748382    disbun@kaltimprov.go.id

Semester II Tahun ini , Produksi CPO Diproyeksikan Naik 33%

26 Juli 2012 Admin Website Artikel 4163
JAKARTA. Gabungan Penguasaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) memproyeksikan produksi CPO pada semester kedua tahun ini akan meningkat dibandingkan pada semester sebelumnya.

Direktur GAPKI, Fadhil Hasan mengatakan kenaikan produksi CPO paruh kedua ini karena memasuki musim puncak produksi atau peak seasons.

Pada semester 1 2012, produksi CPO di Indonesia mencapai 11 juta ton. Jika mengacu pada target produksi CPO tahun ini yang sebesar 25,7 juta ton, maka prediksi produksi CPO paruh kedua tahun ini sebesar 14,7 juta ton. Jumlah tersebut lebih tinggi 33% dibanding pencapaian semester sebelumnya.

Sepanjang paruh pertama tahun ini volume produksi CPO juga naik sekitar 6% jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Munculnya perkebunan sawit baru dan bertambahnya usia tanaman sawit menjadi faktor pendorong peningkatan produksi tersebut.

Wakil ketua komisi Tetap Perkebunan KADIN, Teguh Patriawan menambahkan setiap tahun penambahan lahan perkebunan sawit mencapai 200.000 – 300.000 ha. Sehingga tidak heran jika produksinya meningkat.

Teguh juga mengatakan bahwa hal ini juga dipengaruhi oleh cuaca yang mendukung, dimana produktivitas sawit akan meningkat saat curah hujan tinggi. Diperkirakan permintaan CPO dunia akan selalu meningkat sekitar 3 juta ton pertahun menurut Teguh.

Susanto, kepala Bidang Pemasaran GAPKI memperkirakan pada September – Desember mendatang, permintaan ekspor akan naik tajam. Menurut Susanto peningkatan volume ekspor CPO sudah terlihat dari Juni lalu, yaitu mencapai skitar 1,4–1,45 juta ton.  Ekspor  yang melonjak paling signifikan adalah negara-negara dengan populasi muslim terbesar. Seperti India, Bangladesh, dan negara-negara di kawasan Timur Tengah.

Melonjak permintaan CPO tersebut karena bertepatan dengan bulan Ramadhan. Seperti diketahui, minyak sawit merupakan bahan baku utama minyak nabati yang dapat diproduksi menjadi aneka produk seperti minyak goreng.

Meskipun beberapa bulan lalu harga CPO sempat terjungkal hingga ke kisaran US$ 800 per ton, namun Teguh masih optimis harga CPO akan kembali naik hingga menyentuh US$ 1.000 per ton. "Harga terkerek lagi karena permintaan dunia yang terus meningkat dan tren penurunan produksi minyak nabati seperti kedelai," sebutnya.

DIKUTIP DARI KONTAN, KAMIS, 26 JULI 2012

Artikel Terkait