RI Layangkan Protes ke Bank Dunia Soal Isu Sawit
Nusa Dua - Wakil Menteri Perdagangan Mahendra Siregar
mengatakan sudah melayangkan surat protes ke Bank Dunia dan
International Finance Corporation (IFC) terkait draft The World Bank
Group’s Framework for Engagement in The Palm Oil.
Kerangka kerja atau framework
hasil karya Bank Dunia yang menjadi acuan umum, dinilai tak berimbang
dan tak mencerminkan hasil dari sebuah lembaga keuangan dan pembangunan
global, terutama dalam persyaratan pinjaman sektor sawit.
"Ini
yang kita sampaikan melalui surat kami ke IFC dan World Bank," kata
Mahendra di dalam acara Indonesian Palm Oil Conference (IPOC) di Nusa
Dua Bali, Kamis (2/11/2010).
Seharusnya, kata dia, sebagai
lembaga keuangan dan pembangunan, Bank Dunia jangan bersikap tak
berimbang dengan hanya melihat aspek lingkungan namun melupakan melihat
aspek sosial dan ekonomi.
Kerangka kerja itu seharusnya bisa
membuat negara-negara anggotanya berkembang, bukan memberlakukan
persyaratan-persyaratan yang menghalangi kemajuan negara anggotanya.
"Berdasarkan draft yang telah diperbarui, dalam draft itu kurang berimbang," katanya.
Mahendra
menambahkan, konsen Indonesia bukan masalah akan mempersulit memperoleh
pendanaan dari Bank Dunia kepada sektor sawit, namun dikhawatirkan
kerangka kerja yang telah dibuat oleh Bank Dunia akan diikuti oleh
lembaga-lembaga lainnya.
Padahal kenyataanya selama 10 tahun
terakhir sektor sawit di Indonesia sudah kuat dan tak terlalu
membutuhkan pinjaman World Bank khususnya IFC.
"Karena ini
lembaga internasional, standar yang ditetapkan akan menjadi acuan
lembaga lain. Maka akan membawa pada risiko, padahal belum tentu kita
memerlukan dana," katanya.
Seperti diketahui dalam draft The
World Bank Group’s Framework for Engagement in The Palm Oil yang
disusun oleh Bank Dunia tersebut, World Bank menyusun ulang strategi
peminjaman sektor kelapa sawit berdasarkan data-data terkait adanya
tudingan kelapa sawit sebagai penyebab deforestasi, emisi karbon dan
hilangnya keanekaragaman hayati.
DIKUTIP DARI DETIK ONLINE, KAMIS, 2 DESEMBER 2010