
SANGATTA. Camat Muara Bengkal Suwandi beberapa waktu lalu mengatakan,
pihaknya akan menjajaki kerja sama distribusi listrik sisa dari pabrik
kelapa sawit milik PT Telen Prima Sawit (TPS). Langkah ini dilakukan
untuk memenuhi kebutuhan dasar listrik masyarakat di wilayah yang
dipimpinnya.
HARAPAN tersebut kini terwujud. Pada 3 September lalu
dilakukan penandatanganan Purchase Power Agreement (PPA) Excess Power
atau perjanjian jual beli listrik sisa dari pabrik kelapa sawit PT Telen
Karangan dan PT Telen Prima Sawit Kecamatan Muara Bengkal. Dua
perusahaan ini adalah anak perusahaan Teladan Prima Group dengan PLN.
"Kenyataan ini sangat menguntungkan bagi masyarakat Muara Bengkal dan
sekitarnya yang menerima langsung dampak positif dari penandatanganan
kerja sama atau perjanjian jual beli listrik sisa dari pabrik kelapa
sawit ini," kata Camat Muara Bengkal Suwandi yang hadir pada kegiatan
hari itu.
Kegiatan tersebut juga dihadiri Direktur PT Daya Lestari Imam
Syaifullah, selaku pengelola kelistrikan PT Telen dan PT Telen Prima
Sawit. Berikut GM PLN Wilayah Kaltim dan Kaltara Machnison Masrie.
Menurut Machnison, nantinya kelebihan
listrik dari pabrik sawit tersebut akan dialirkan ke Kecamatan Karangan
dan Muara Bengkal. Pada tahap awal, besarnya listrik yang dialirkan dari
setiap pabrik sekitar 200 sampai 300 kilowatt (kW). Lantas tahun
berikutnya akan ditingkatkan menjadi 700 sampai 900 kW. Sedangkan untuk
proses penyaluran listriknya masih menunggu penyelesaian pemasangan
jaringan tegangan menengah (TM) 20 kilovolt (kV), yang ditargetkan oleh
PLN selesai awal 2015. Panjang sekitar 20 kilometer di Karangan dan
kurang lebih 18 km di Kecamatan Muara Bengkal.
Sementara CEO Teladan Prima Group Ahmad Gunung mengatakan, program ini
merupakan kelanjutan perusahaan untuk ikut membangun Kaltim seperti yang
telah dilakukan PT Tanjung Buyu Perkasa Plantation di Kabupaten Berau
dengan mengalirkan listrik kelebihan pabrik untuk daerah sekitar.
Pendistribusiannya diatur oleh PT PLN.
"Dari 8 jam sehari, saat ini sudah didistribusikan 24 jam sehari," kata Ahmad Gunung.
Selanjutnya dia menyebutkan, program ini mendapat penghargaan dari
pemerintah pusat, yang akan diserahkan pada 15 September oleh Presiden
RI sebagai perusahaan pelopor di Indonesia yang mengalirkan kelebihan
daya listriknya guna kebutuhan masyarakat sekitar perkebunan.
Seperti diketahui, perusahaan PT Telen di Karangan memiliki kemampuan
memproduksi listrik selama 24 jam penuh. Kebutuhan listrik yang
digunakan untuk operasional perusahaan serta karyawan, disuplai dari
turbin yang mampu menghasilkan listrik 1.700 kW menggunakan boiler dan
fiber cangkang sawit tanpa memerlukan solar alias fosil. Penggunaan
tenaga listrik untuk perusahaan hanya sebesar 1.000 kW. Kelebihannya
sebanyak 700 kW bisa dikerjasamakan dengan pihak PLN dalam menyuplai
listrik ke rumah-rumah warga. Tentunya kapasitas tersebut akan lebih
apabila dikombinasikan dengan kelebihan listrik dari PT Telen yang ada
di Muara Bengkal. Selanjutnya tinggal bagaimana jaringan SUTM 20 kV,
trafo tenaga dan trafo distribusi dapat disediakan PLN sebagai
pengelola.
Menurut Camat Muara Bengkal Suwandi, ini merupakan kemajuan
menggembirakan yang dilakukan PT Telen bekerja sama dengan PT PLN di
daerah yang dipimpinnya. Sekarang beberapa desa di Kecamatan Muara
Bengkal sudah teraliri energi listrik selama 24 jam sehari.
"Dampak adanya listrik yang beroperasi sehari-semalam ini sangat luar
biasa. Perekonomian yang dilakukan warga, baik itu melalui industri
rumah tangga maupun usaha lainnya menjadi lebih lancar dan berkembang.
Pada akhirnya memberikan progres positif terhadap percepatan dan
peningkatan kesejahteraan masyarakat di Muara Bengkal," papar Suwandi.
Sebelumnya, Bupati Isran Noor menyambut baik dan mengapresiasi program
dimaksud. Karena petinggi Pemkab Kutim ini tertarik dengan konsep yang
digunakan pihak perusahaan dalam memanfaatkan limbah padat perkebunan
kelapa sawit berupa cangkang dan fiber sebagai sebuah sumber energi
alternatif.
Cangkang dan fiber dimanfaatkan sebagai bahan bakar digunakan untuk
memanaskan air di dalam boiler sehingga menghasilkan temperatur uap dan
tekanan uap yang mampu memutar turbin uap. Turbin uap berfungsi sebagai
prime mover untuk memutar generator sehingga menghasilkan output berupa
daya listrik.
"Saya mendukung pemanfaatan energi alternatif dengan konsep seperti
itu, sehingga ke depan dapat diintensifkan pengelolaannya. Dengan
demikian, dapat bermanfaat untuk kepentingan masyarakat," katanya.
Begitu juga Wakil Bupati Ardiansyah Sulaiman menyambut positif kerja
sama program pemenuhan kebutuhan listrik bagi masyarakat ini. Sebab, ini
merupakan sebuah terobosan penting dalam memajukan kawasan pedalaman.
Sehingga niat baik PT Telen, dapat dijadikan pilot project untuk
kecamatan-kecamatan lain di Kutim dalam upaya pemenuhan energi listrik
untuk masyarakat. (kmf4/san/k11)
SUMBER : KALTIM POST, KAMIS, 11 SEPTEMBER 2014