Produksi Nira Aren Gunakan Teknologi Tepat Guna
SANGATTA. Selama ini untuk memproduksi nira dari aren genjah dilakukan secara tradisional, sedangkan kedepan dipastikan dapat digunakan Teknologi Tepat Guna (TTG), berkat kerjasama yang dilakukan Dinas Perkebunan (Disbun) Kutim dengan Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang Kaltim.
"Kami sangat berterimakasih, karena Balitbang Kaltim memiliki perhatian dalam hal ini. Diharapkan, dengan adanya sentuhan teknologi, produksi aren bisa lebih berkembang dan maju pada masa mendatang. Dengan demikian, mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat," kata Kepala Disbun Kutim Akhmadi Baharuddin, Senin (2/12) kemarin.
Akhmadi menyatakan hal itu saat menghadiri Sosialisasi dan Publikasi Kelitbangan dirangkai praktik alat diversifikasi produk olahan aren genjah di Kantor BPD Desa Kandolo, Kecamatan Teluk Pandan.
Disebutkan, Disbun Kutim melakukan intensifikasi agar tanaman aren mampu menambah pendapatan keluarga. "Aren genjah produksinya banyak, buahnya lebat, cepat berproduksi. Berikut perawatannya mudah dan tidak kalah kualitasnya dengan aren daerah lain," paparnya.
Dijelaskan, aren genjah sudah dinyatakan oleh Menteri Pertanian (Mentan) pada tahun 2011 lalu sebagai salah satu komoditas nasional. Namun diakuinya, pengembangan kecambah aren genjah di Kutim masih terbatas.
"Kalau ada pesanan kecambah aren genjah, petani masih kewalahan. Belum bisa memenuhi, lantaran masih tumbuh secara alami. Kementerian Kehutanan juga telah merekomendasikan bahwa tanaman aren genjah adalah tanaman konservasi lokal yang perlu dilestarikan. Kedepan rencananya dilakukan kawin silang antara aren genjah dengan aren Tomohon dari Sulawesi Utara. Tujuannya memaksimalkan produksi," terang Akhmadi.
Ketua tani Kandolo Azis mengatakan, sudah belasan tahun tinggal di Teluk Pandan, dan aren genjah yang tumbuh di kebun milik petani setempat, selalu dipelihara hingga berproduksi. Untuk satu pohon genjah yang sudah disadap bisa menghasilkan 20 liter nira sehari. Saat ini produksi nira di Kandolo rata-rata 50 liter.
"Dari 50 liter nira itu, bisa menghasilkan gula aren sebanyak 20 butir yang dimasak selama kurang lebih 8 jam. Satu butir beratnya mencapai 0,5 kilogram dengan harga jual Rp 10 ribu per biji," jelasnya.
DIKUTIP DARI KALTIM POST, SELASA, 3 DESEMBER 2013