Presiden SBY Senang Petani Nelayan tidak Terjun ke Politik
22 Juni 2011
Admin Website
Artikel
4026
JAKARTA--MICOM: Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta agar
kalangan petani dan nelayan di Indonesia tidak terkotak-kotak akibat afiliasi politik, sehingga menghambat upaya untuk meningkatkan kesejahteraan.
Hal tersebut disampaikan Presiden dalam telewicara dengan peserta Pertemuan Nasional (Penas) Kontak Tani dan Nelayan Andalan (KTNA) di Istana Negara, Jakarta, Rabu (22/6).
"Kalau petani nelayan sudah dikotak-kotakkan menurut saya justru menganggu," kata Kepala Negara.
Presiden Yudhoyono menyatakan hal tersebut terkait apresiasi terhadap KTNA selaku organisasi petani dan nelayan yang tidak masuk ke ranah politik praktis.
"Saya senang dengan KTNA, karena sejak saya bersahabat dengan Pak Winarno (ketua KTNA), 9 tahun lalu tidak saya rasakan KTNA masuk politik praktis lebih banyak urusan petani nelayan," katanya.
Dalam kesempatan itu, Presiden menyampaikan permohonan maaf tidak dapat hadir membuka Penas KTNA yang berlangsung di Kutai Kertanegara Kalimantan Timur beberapa waktu yang lalu karena waktunya bersamaan dengan kunjungan kerja Presiden ke Swiss dan Jepang pekan lalu.
Telewicara yang berlangsung mulai pukul 10.00 WIB tersebut, Presiden mengatakan bahwa komitmen pemerintah untuk memajukan nelayan dan petani tidak pernah berhenti sejak awal pemerintahan pada 2004.
"Sampai sekarang ini dan saya yakin presiden yang akan datang, pemerintah yang akan datang akan terus menjadikan pembangunan pertanian dan perikanan sebagai prioritas," paparnya.
Ditambahkannya,"Saya menetapkan kebijakan revitalisasi pembangunan pertanian, perikanan dan kehutanan yang dipusatkan di jati luhur waktu itu. Itu membuktikan wilayah itu menjadi perhatian pemerintah. Anggaran pun terus kita lakukan. Anggaran pertanian juga terus ditingkatkan. Ini buktikan bukan hanya kebijakan namun juga anggaran juga ditingkatkan."
Meski demikian, Presiden mengatakan pemerintah merasa belum cukup perhatian yang diberikan dan masih banyak permasalahan petani dan nelayan yang perlu diselesaikan sehingga kesejahteraan bisa meningkat.
Dalam telewicara itu, hadir ketua umum KTNA Winarno, Gubernur Kaltim Awang Farouk dan sejumlah pejabat daerah, Menteri Pertanian Suswono, Mendagri Gamawan Fauzi, Menteri Kelautan dan Perikanan Fadel Muhammad dan pejabat lainnya serta Ibu Negara Ani Yudhoyono.
DIKUTIP DARI MEDIA INDONESIA, RABU, 22 JUNI 2011
kalangan petani dan nelayan di Indonesia tidak terkotak-kotak akibat afiliasi politik, sehingga menghambat upaya untuk meningkatkan kesejahteraan.
Hal tersebut disampaikan Presiden dalam telewicara dengan peserta Pertemuan Nasional (Penas) Kontak Tani dan Nelayan Andalan (KTNA) di Istana Negara, Jakarta, Rabu (22/6).
"Kalau petani nelayan sudah dikotak-kotakkan menurut saya justru menganggu," kata Kepala Negara.
Presiden Yudhoyono menyatakan hal tersebut terkait apresiasi terhadap KTNA selaku organisasi petani dan nelayan yang tidak masuk ke ranah politik praktis.
"Saya senang dengan KTNA, karena sejak saya bersahabat dengan Pak Winarno (ketua KTNA), 9 tahun lalu tidak saya rasakan KTNA masuk politik praktis lebih banyak urusan petani nelayan," katanya.
Dalam kesempatan itu, Presiden menyampaikan permohonan maaf tidak dapat hadir membuka Penas KTNA yang berlangsung di Kutai Kertanegara Kalimantan Timur beberapa waktu yang lalu karena waktunya bersamaan dengan kunjungan kerja Presiden ke Swiss dan Jepang pekan lalu.
Telewicara yang berlangsung mulai pukul 10.00 WIB tersebut, Presiden mengatakan bahwa komitmen pemerintah untuk memajukan nelayan dan petani tidak pernah berhenti sejak awal pemerintahan pada 2004.
"Sampai sekarang ini dan saya yakin presiden yang akan datang, pemerintah yang akan datang akan terus menjadikan pembangunan pertanian dan perikanan sebagai prioritas," paparnya.
Ditambahkannya,"Saya menetapkan kebijakan revitalisasi pembangunan pertanian, perikanan dan kehutanan yang dipusatkan di jati luhur waktu itu. Itu membuktikan wilayah itu menjadi perhatian pemerintah. Anggaran pun terus kita lakukan. Anggaran pertanian juga terus ditingkatkan. Ini buktikan bukan hanya kebijakan namun juga anggaran juga ditingkatkan."
Meski demikian, Presiden mengatakan pemerintah merasa belum cukup perhatian yang diberikan dan masih banyak permasalahan petani dan nelayan yang perlu diselesaikan sehingga kesejahteraan bisa meningkat.
Dalam telewicara itu, hadir ketua umum KTNA Winarno, Gubernur Kaltim Awang Farouk dan sejumlah pejabat daerah, Menteri Pertanian Suswono, Mendagri Gamawan Fauzi, Menteri Kelautan dan Perikanan Fadel Muhammad dan pejabat lainnya serta Ibu Negara Ani Yudhoyono.
DIKUTIP DARI MEDIA INDONESIA, RABU, 22 JUNI 2011