PPL Se-Kaltim ikut Diklat Agribisnis Kakao ke Petani Sebatik
02 Maret 2012
Admin Website
Artikel
3744
NUNUKAN. Sebanyak 30 penyuluh pertanian lapangan (PPL) se Kalimantan Timur
mengikuti Pendidikan dan Latihan Agribisnis Tanaman Kakao (Theobroma
cacao L). Diklat ini dipusatkan di Pusat Pelatihan Pertanian Pedesaan
Swadaya (P4S) Lembah Hijau, Desa Lapri, Kecamatan Sebatik Utara,
Kabupaten Nunukan. Pelatihan itu dilaksanakan sejak Senin lalu dan
berakhir Minggu (4/3/2012).
Dipilihnya Sebatik karena berdasarkan pertimbangan, pulau tersebut merupakan salah satu daerah potensi produksi kakao yang cukup besar di Kaltim selain di Kabupaten Kutai Timur dan di Kabupaten Berau. Pelatihan itu diselenggarakan atas kerjasama antara Balai Besar pelatihan Pertanian Binuang Kal-Sel dengan Bapeltan Samarinda Kaltim.
Pelatihan yang dilaksanakan ini dimaksudkan untuk menambah bekal bagi para penyuluh pertanian Perkebunan untuk mendukung program pemerintah dalam pengembangan komoditas kakao melalui Gerakan Nasional (Gernas) Kakao.
"Gernas Kakao dilaksanakan untuk mengganti tanaman yang sudah tua dengan mengganti tanaman yang baru dari bibit yang unggul agar produktivitasnya meningkat. Sehingga pendapatan petani kakao juga meningkat," ujar Sekretaris Dinas Kehutanan dan Perkebunan Nunukan Cholid Muhammad.
Peningkatan kapasitas penyuluh dengan diklat dimaksudkan agar para penyuluh mampu memberikan bimbingan kepada pelaku utama dalam hal ini petani untuk melaksanakan budidaya kakao, sehingga hasilnya bisa optimal.
Kepala Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluh Daerah Nunukan Jabbar mengatakan, penyuluh kedepan harus eksis dengan menunjukkan keberhasilan dalam pembinaan kepada petani. "Jangan hanya keluhan yang selalu disampaikan," katanya.
Pembinaan yang dilaksanakan kepada masyarakat pelaku utama harus dilakukan dengan penuh rasa tanggung jawab sesuai dengan tugas pokok dan fungsi penyuluh.
"Lebih-lebih yang PNS harus siap dan senang melaksanakan tugas di mana saja di seluruh wilayah Indonesia," ujarnya.
Jabbar juga menekankan agar pembinaan dalam kegiatan ketahanan pangan dilaksanakan dengan meningkatkan motivasi, menyemangati, mendorong petani agar mau dan mampu mengintensifikasikan lahan yang ada. Hal ini dimaksudkan agar produksi pangan di Kabupaten Nunukan meningkat dan P2BN tahun 2012 berhasil.
"Kita tidak boleh gagal dalam memenuhi kebutuhan pangan daerah, kalau gagal resiko pemerintah sangat berat karena harus menyediakan pangan dengan anggaran yang besar," katanya.
Haji Heru Wihartopo, narasumber pada diklat itu mengatakan, salah satu materi dalam kegiatan ini menyangkut pemangkasan. "Pemangkasan menjadi bagian yang penting karena hal ini sangat berpengaruh besar terhadap peningkatan produksi kualitas maupun kuantitasnya," ujarnya.
DIKUTIP DARI TRIBUN KALTIM, KAMIS, 1 MARET 2012
Dipilihnya Sebatik karena berdasarkan pertimbangan, pulau tersebut merupakan salah satu daerah potensi produksi kakao yang cukup besar di Kaltim selain di Kabupaten Kutai Timur dan di Kabupaten Berau. Pelatihan itu diselenggarakan atas kerjasama antara Balai Besar pelatihan Pertanian Binuang Kal-Sel dengan Bapeltan Samarinda Kaltim.
Pelatihan yang dilaksanakan ini dimaksudkan untuk menambah bekal bagi para penyuluh pertanian Perkebunan untuk mendukung program pemerintah dalam pengembangan komoditas kakao melalui Gerakan Nasional (Gernas) Kakao.
"Gernas Kakao dilaksanakan untuk mengganti tanaman yang sudah tua dengan mengganti tanaman yang baru dari bibit yang unggul agar produktivitasnya meningkat. Sehingga pendapatan petani kakao juga meningkat," ujar Sekretaris Dinas Kehutanan dan Perkebunan Nunukan Cholid Muhammad.
Peningkatan kapasitas penyuluh dengan diklat dimaksudkan agar para penyuluh mampu memberikan bimbingan kepada pelaku utama dalam hal ini petani untuk melaksanakan budidaya kakao, sehingga hasilnya bisa optimal.
Kepala Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluh Daerah Nunukan Jabbar mengatakan, penyuluh kedepan harus eksis dengan menunjukkan keberhasilan dalam pembinaan kepada petani. "Jangan hanya keluhan yang selalu disampaikan," katanya.
Pembinaan yang dilaksanakan kepada masyarakat pelaku utama harus dilakukan dengan penuh rasa tanggung jawab sesuai dengan tugas pokok dan fungsi penyuluh.
"Lebih-lebih yang PNS harus siap dan senang melaksanakan tugas di mana saja di seluruh wilayah Indonesia," ujarnya.
Jabbar juga menekankan agar pembinaan dalam kegiatan ketahanan pangan dilaksanakan dengan meningkatkan motivasi, menyemangati, mendorong petani agar mau dan mampu mengintensifikasikan lahan yang ada. Hal ini dimaksudkan agar produksi pangan di Kabupaten Nunukan meningkat dan P2BN tahun 2012 berhasil.
"Kita tidak boleh gagal dalam memenuhi kebutuhan pangan daerah, kalau gagal resiko pemerintah sangat berat karena harus menyediakan pangan dengan anggaran yang besar," katanya.
Haji Heru Wihartopo, narasumber pada diklat itu mengatakan, salah satu materi dalam kegiatan ini menyangkut pemangkasan. "Pemangkasan menjadi bagian yang penting karena hal ini sangat berpengaruh besar terhadap peningkatan produksi kualitas maupun kuantitasnya," ujarnya.
DIKUTIP DARI TRIBUN KALTIM, KAMIS, 1 MARET 2012