NUNUKAN. Sebanyak 30 penyuluh pertanian lapangan (PPL) se Kalimantan Timur
mengikuti Pendidikan dan Latihan Agribisnis Tanaman Kakao (Theobroma
cacao L). Diklat ini dipusatkan di Pusat Pelatihan Pertanian Pedesaan
Swadaya (P4S) Lembah Hijau, Desa Lapri, Kecamatan Sebatik Utara,
Kabupaten Nunukan. Pelatihan itu dilaksanakan sejak Senin lalu dan
berakhir Minggu (4/3/2012).
Dipilihnya Sebatik karena berdasarkan
pertimbangan, pulau tersebut merupakan salah satu daerah potensi
produksi kakao yang cukup besar di Kaltim selain di Kabupaten Kutai
Timur dan di Kabupaten Berau. Pelatihan itu diselenggarakan atas
kerjasama antara Balai Besar pelatihan Pertanian Binuang Kal-Sel dengan
Bapeltan Samarinda Kaltim.
Pelatihan yang dilaksanakan ini
dimaksudkan untuk menambah bekal bagi para penyuluh pertanian Perkebunan
untuk mendukung program pemerintah dalam pengembangan komoditas kakao
melalui Gerakan Nasional (Gernas) Kakao.
"Gernas Kakao
dilaksanakan untuk mengganti tanaman yang sudah tua dengan mengganti
tanaman yang baru dari bibit yang unggul agar produktivitasnya
meningkat. Sehingga pendapatan petani kakao juga meningkat," ujar
Sekretaris Dinas Kehutanan dan Perkebunan Nunukan Cholid Muhammad.
Peningkatan
kapasitas penyuluh dengan diklat dimaksudkan agar para penyuluh mampu
memberikan bimbingan kepada pelaku utama dalam hal ini petani untuk
melaksanakan budidaya kakao, sehingga hasilnya bisa optimal.
Kepala
Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluh Daerah Nunukan Jabbar
mengatakan, penyuluh kedepan harus eksis dengan menunjukkan keberhasilan
dalam pembinaan kepada petani. "Jangan hanya keluhan yang selalu
disampaikan," katanya.
Pembinaan yang dilaksanakan kepada
masyarakat pelaku utama harus dilakukan dengan penuh rasa tanggung jawab
sesuai dengan tugas pokok dan fungsi penyuluh.
"Lebih-lebih yang PNS harus siap dan senang melaksanakan tugas di mana saja di seluruh wilayah Indonesia," ujarnya.
Jabbar
juga menekankan agar pembinaan dalam kegiatan ketahanan pangan
dilaksanakan dengan meningkatkan motivasi, menyemangati, mendorong
petani agar mau dan mampu mengintensifikasikan lahan yang ada. Hal ini
dimaksudkan agar produksi pangan di Kabupaten Nunukan meningkat dan P2BN
tahun 2012 berhasil.
"Kita tidak boleh gagal dalam memenuhi
kebutuhan pangan daerah, kalau gagal resiko pemerintah sangat berat
karena harus menyediakan pangan dengan anggaran yang besar," katanya.
Haji
Heru Wihartopo, narasumber pada diklat itu mengatakan, salah satu
materi dalam kegiatan ini menyangkut pemangkasan. "Pemangkasan menjadi
bagian yang penting karena hal ini sangat berpengaruh besar terhadap
peningkatan produksi kualitas maupun kuantitasnya," ujarnya.
DIKUTIP DARI TRIBUN KALTIM, KAMIS, 1 MARET 2012