SAMARINDA. Kepala Dinas Perkebunan (Disbun) Kaltim, Hj
Etnawati Usman menerangkan komoditi kakao memiliki potensi untuk dikembangkan
di Kaltim selain kelapa sawit dan karet. Kendati perkembangan budidaya kakao
tersebar hampir di seluruh wilayah ini, namun penanganan industri hilirnya
masih sangat terbatas.
"Perlu adanya upaya-upaya dalam menghasilkan produk olahan kakao yang
berkualitas dan dapat menjadi nilai tambah produknya sehingga meningkatkan
pendapatan petani kakao," jelasnya.
Etnawati menerangkan pihaknya melalui Bidang Usaha,
baru-baru ini melaksanakan Pelatihan Pengolahan Hasil Perkebunan Kakao yang
diikuti oleh 30 petani kakao di kecamatan Teluk Pandan, Kutai Timur.
Dipaparkan, permasalahan produk kakao diantaranya adalah
mutu produk yang masih rendah. Hal ini disebabkan karena penanganan pasca panen
yang belum baik sehingga produk yang dihasilkan petani masih tercampur dengan
benda – benda asing lainnya.
Selain itu, proses pengeringan kakao yang kurang sempurna
sehingga biji kakao ditumbuhi oleh jamur dan volume biji kakao yang telah
difermentasi relatif sedikit sehingga para pedagang pengumpul masih mencampur
antara biji kakao fermentasi dengan belum difermentasi.
"Diharapkan melalui
pelatihan ini, petani mampu meningkatkan kualitas produk kakao dan nilai tambah
yang diperoleh turut meningkat sehingga petani kakao menjadi sejahtera," ungkap
Etnawati lagi. (rey/disbun)
SUMBER : BIDANG USAHA