Penas Sukses, Pertahankan Demplot
24 Juni 2011
Admin Website
Artikel
4485
TENGGARONG. Gubernur Kaltim, Dr H Awang Faroek Ishak mengatakan
pelaksanaan Pekan Nasional (Penas) XIII Petani Nelayan yang berlangsung
di Kota Tenggarong, Kutai Kartanegara, telah berjalan sukses.
Hal tersebut diungkapkan Gubernur pada penutupan Penas XIII Petani
Nelayan di Stadion Madya Aji Imbut, Desa Perjiwa, Tenggarong, Kamis
(23/6), terkait perhelatan nasional empat tahunan itu.
Penas XIII Petani-Nelayan Kaltim, merupakan penyelenggaraan terbesar dalam sejarah pertemuan bagi kalangan petani dan nelayan di tanah air yang jumlahnya mencapai 30.000 peserta. Dalam kesempatan itu, Awang Faroek mengatakan kawasan demplot pasca Penas harus dipertahankan dan akan dijadikan sebagai Pusat Pendidikan dan Pelatihan (Pusdiklat), penelitian, penyuluhan dan untuk percontohan serta pengembangan pertanian, sekaligus kawasan agrowisata bagi masyarakat.
"Hasil bernilai monumental dari Penas XIII adalah Demonstrasi Plot (Demplot) yang berlokasi di belakang Kompleks Stadion Madya Aji Imbut Tenggarong, dengan luas 25 hektare adalah yang terbesar dan terluas dari sejarah penyelenggaraan Penas," katanya.
Dia mengatakan, pasca Penas Demplot tersebut akan dikelola bersama antara kementerian terkait dengan Pemprob Kaltim, Pemkab Kutai Kartanegara, terkait pengembangan Demplot menjadi Pusdiklat pertanian dan kawasan agrowisata. Awang berharap melalui Penas XIII Petani-Nelayan di daerah ini melahirkan petani-nelayan andal dan berkualitas, sehingga mampu meningkatkan usaha dan kesejahteraan serta mandiri untuk menghadapi persaingan global.
Penutupan Penas XIII dimerihakan dengan penampilan tarian massal dengan tema "Merajut Nusantara" yang melibatkan 500 penari. Pesan yang ingin disampaikan melalui tarian tersebut adalah menggambarkan tentang potensi pertanian Kaltim dalam arti luas.
MENINGGAL
Pelaksanaan Penas XIII yang berlangsung 18-23 Juni, meninggalkan duka cukup mendalam karena tercatat empat orang meninggal, yakni, Hary Widagdo Kabag Umum dari Dirjen Holtikultura Kementan, Aryadi Joko Pradono Assisten II Banjarnegara Jawa Tengah, Parlindungan Nasution Kepala Dinas Pertanian dan Kelautan Sumut dan Agus Thamrin yang merupakan Panitia lokal dari Kutai Kartanegara.
Gubernur Kaltim, Dr Awang Faroek Ishak menyatakan duka sangat dalam dan ikut berbela Sungkawa serta mengajak seluruh peserta yang hadir untuk mendoakan para arwah di terima di sisi Allah SWT dan bagi keluarga agar tetap diberi ketabahan menghadapi cobaan tersebut.
"Saya mengajak seluruh peserta agar berdoa bagi para almarhum," kata Awang Faroek Ishak, pada penutupan Penas XIII di Stadion Aji Imbut Tenggarong Kutai Kartanegara oleh Menteri Pertanian, Suswono. Mendengar seruan gubernur untuk mendoakan para alamrhum yang meninggal saat mengikuti Penas, sejenak para peserta terdiam dan khidmat berdoa dengan keyakinan masing-masing bagi mereka yang meninggal karena sakit.
Sementara itu,Sekretaris Penas XIII Petani Nelayan, Purwanto mengatakan, empat orang yang meningal bukan karena insiden tetapi karena sakit. Sedangkan insiden kecelakaan sampai penutupan tidak terjadi.
"Almarhum meninggal karena penyakit bawaan dari tempat asalnya, bukan karena kecelakaan, saat mengikuti Penas," kata Purwanto. Menurut dia, sebaiknya kegiatan Penas mendatang para peserta dicek kesehatannya dari tempat asal, sehingga saat berada di loksai kegiatan tidak menemui masalah, selain itu para peserta juga harus diasuransikan.
SUMBER : HUMAS PROV. KALTIM
Penas XIII Petani-Nelayan Kaltim, merupakan penyelenggaraan terbesar dalam sejarah pertemuan bagi kalangan petani dan nelayan di tanah air yang jumlahnya mencapai 30.000 peserta. Dalam kesempatan itu, Awang Faroek mengatakan kawasan demplot pasca Penas harus dipertahankan dan akan dijadikan sebagai Pusat Pendidikan dan Pelatihan (Pusdiklat), penelitian, penyuluhan dan untuk percontohan serta pengembangan pertanian, sekaligus kawasan agrowisata bagi masyarakat.
"Hasil bernilai monumental dari Penas XIII adalah Demonstrasi Plot (Demplot) yang berlokasi di belakang Kompleks Stadion Madya Aji Imbut Tenggarong, dengan luas 25 hektare adalah yang terbesar dan terluas dari sejarah penyelenggaraan Penas," katanya.
Dia mengatakan, pasca Penas Demplot tersebut akan dikelola bersama antara kementerian terkait dengan Pemprob Kaltim, Pemkab Kutai Kartanegara, terkait pengembangan Demplot menjadi Pusdiklat pertanian dan kawasan agrowisata. Awang berharap melalui Penas XIII Petani-Nelayan di daerah ini melahirkan petani-nelayan andal dan berkualitas, sehingga mampu meningkatkan usaha dan kesejahteraan serta mandiri untuk menghadapi persaingan global.
Penutupan Penas XIII dimerihakan dengan penampilan tarian massal dengan tema "Merajut Nusantara" yang melibatkan 500 penari. Pesan yang ingin disampaikan melalui tarian tersebut adalah menggambarkan tentang potensi pertanian Kaltim dalam arti luas.
MENINGGAL
Pelaksanaan Penas XIII yang berlangsung 18-23 Juni, meninggalkan duka cukup mendalam karena tercatat empat orang meninggal, yakni, Hary Widagdo Kabag Umum dari Dirjen Holtikultura Kementan, Aryadi Joko Pradono Assisten II Banjarnegara Jawa Tengah, Parlindungan Nasution Kepala Dinas Pertanian dan Kelautan Sumut dan Agus Thamrin yang merupakan Panitia lokal dari Kutai Kartanegara.
Gubernur Kaltim, Dr Awang Faroek Ishak menyatakan duka sangat dalam dan ikut berbela Sungkawa serta mengajak seluruh peserta yang hadir untuk mendoakan para arwah di terima di sisi Allah SWT dan bagi keluarga agar tetap diberi ketabahan menghadapi cobaan tersebut.
"Saya mengajak seluruh peserta agar berdoa bagi para almarhum," kata Awang Faroek Ishak, pada penutupan Penas XIII di Stadion Aji Imbut Tenggarong Kutai Kartanegara oleh Menteri Pertanian, Suswono. Mendengar seruan gubernur untuk mendoakan para alamrhum yang meninggal saat mengikuti Penas, sejenak para peserta terdiam dan khidmat berdoa dengan keyakinan masing-masing bagi mereka yang meninggal karena sakit.
Sementara itu,Sekretaris Penas XIII Petani Nelayan, Purwanto mengatakan, empat orang yang meningal bukan karena insiden tetapi karena sakit. Sedangkan insiden kecelakaan sampai penutupan tidak terjadi.
"Almarhum meninggal karena penyakit bawaan dari tempat asalnya, bukan karena kecelakaan, saat mengikuti Penas," kata Purwanto. Menurut dia, sebaiknya kegiatan Penas mendatang para peserta dicek kesehatannya dari tempat asal, sehingga saat berada di loksai kegiatan tidak menemui masalah, selain itu para peserta juga harus diasuransikan.
SUMBER : HUMAS PROV. KALTIM