Nilai Ekspor Sawit RI Capai US$ 16,4 Miliar di 2010
Jakarta -
Sepanjang 2010, nilai ekspor CPO dan produk turunan sawit Indonesia
mencapai US$ 16,4 miliar, naik 50% lebih dari 2009 yang berjumlah US$ 10
miliar. Kenaikan ini karena tingginya harga CPO internasional.
Demikian
disampaikan oleh Direktur Eksekutif Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit
Indonesia (Gapki) Fadhil Hasan dalam siaran pers, Senin (24/1/2011).
"Di
kuartal I, nilai ekspor CPO sebesar US$ 2,66 miliar selanjutnya
bertambah menjadi US$ 3,04 miliar di kuartal II. Berikutnya di kuartal
III, nilai ekspor sebesar US$ 4,46 miliar yang kian melonjak tajam
menjadi sekitar US$ 6,32 miliar di kuartal IV," tutur Fadhil.
Berdasarkan
data Gapki, sepanjang Januari-Desember 2010 volume ekspor CPO Indonesia
naik tipis sebesar 127.498 ton atau menjadi 15.656.349 ton,
dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar 15.528.851 ton.
Pertumbuhan ekspor CPO nasional didorong kenaikan jumlah pembelian oleh tiga konsumen utama yakni India, Cina, dan Uni Eropa.
"Pada
2010, jumlah ekspor CPO dan produk turunannya ke India sebanyak
5.793.077 ton yang meningkat dari 2009 berjumlah 5.630.199 ton," kata
Fadhil.
Indonesia lebih banyak mengimpor CPO hingga 4.498.365
ton, disusul RBD Olein sebanyak 861.944 ton, Crude Olein berjumlah
135.002 ton, Palm Fatty Acid Distillate (PFAD) sebesar 95.631 ton, RBD
Palm Oil (PO) berjumlah 63.012 ton, RBD Stearin sebanyak 74.120 ton dan
Crude Stearin berjumlah 11.000 ton.
Sementara itu, negara-negara
Uni Eropa meningkatkan jumlah pembelian CPO dan produk turunannya dari
Indonesia berjumlah 3.728.677 ton. Sama dengan India, Uni Eropa lebih
banyak membeli CPO sebanyak 2.537.431 ton, RBD Stearin sebanyak 426.673
ton, RBD PO berjumlah 314.364 ton, RBD Olein sebesar 293.437 ton, PFAD
berjumlah 148.069 ton, Crude Olein sebanyak 8.000 ton dan Crude Stearin
sebesar 700 ton.
"China mengimpor CPO dan turunannya dari
Indonesia berjumlah 2.410.337 ton, di mana impor terbesar berupa produk
RBD Olein berjumlah 1.491.948 ton. Selanjutnya, RBD Stearin sebesar
632.312 ton, CPO berjumlah 231.617 ton, PFAD mencapai 46.458 ton, dan
RBD PO sebanyak 8.000 ton," papar Fadhil.
Kemudian, Bangladesh
membeli CPO dan produk turunan dari Indonesia berjumlah 629.529 ton, USA
mengimpor 172.167 ton CPO dan produk turunannya dari Indonesia.
Lalu, Pakistan mengimpor 87.379 ton CPO dan produk turunannya yang turun
drastis dari tahun lalu, karena tertundanya penyelesaian Preferential
Trade Agreement (PTA) Indonesia-Pakistan. Adapula, ekspor CPO dan produk
turunan Indonesia ke negara-negara lain berjumlah 2.889.182 ton.
Sebagai
informasi, dari total ekspor 15,6 juta ton ternyata masih didominasi
ekspor minyak sawit mentah (CPO) yang mencapai 8.779.940 ton (56,2%) dan
sisanya produk turunan CPO berjumlah 6.876.405 ton (43,8%).
"Berdasarkan
data tersebut, Gapki mencatat bahwa permintaan dunia masih terfokus
kepada minyak sawit mentah ketimbang produk turunannya. Hal ini dapat
terlihat dari permintaan India dan Uni Eropa yang menjadi pasar terbesar
CPO dunia," jelas Fadhil.
Dari volume ekspor produk turunan
CPO, jumlah ekspor lebih banyak berbentuk RBD Olein yang sebesar
3.565.096 ton (51,8%), disusul RBD Stearin berjumlah 1.435.145 ton
(20,8%), RBD Palm Oil berjumlah 884.726 ton (12,8%), Crude Olein
sebanyak 587.778 ton (8,5%), PFAD sebesar 382.459 ton (5,5%) dan Crude
Stearin berjumlah 21.201 ton (0,6%).
DIKUTIP DARI DETIK ONLINE, SENIN, 24 JANUARI 2011