Monitoring Bantuan Alat Pasca Panen Karet
SAMARINDA. Dinas Perkebunan melaksanakan kegiatan monitoring
dan evaluasi terkait bantuan peralatan pasca panen yang disalurkan kepada
petani pekebun yang berada di sentra pengembangan komoditas perkebunan karet.
Kepala Dinas Perkebunan Kaltim yang diwakili oleh Kepala
Seksi Pengolahan Pasca Panen, Siti Wahyuni mengatakan tahun ini Dinas
Perkebunan telah menyalurkan bantuan berupa peralatan pasca panen karet terdiri
dari pisau sadap, mangkok sadap, ring mangkok sadap, talag sadap, bak pembeku,
bahan pembeku lateks dan saringan lateks.
"Dinas Perkebunan memperoleh dukungan dana yang
bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) TA 2018 guna
memberikan bantuan berupa peralatan pasca panen diperuntukkan bagi lima
kelompok tani yang tersebar di empat kecamatan di Kaltim, termasuk kelompok
tani Pada Elo di Kelurahan Bentuas, Kecamatan Palaran, Samarinda yang kami kunjungi
hari ini,” ungkap Siti Wahyuni, saat ditemui di Samarinda, Selasa (24/10) kemarin.
Berdasarkan hasil monitoring, Siti Wahyuni memaparkan bahwa
bantuan tersebut telah dipergunakan oleh kelompok tani, salah satunya Bapak
Salimun dari kelompok tani Pada Elo yang menyadap karetnya selama 1 bulan
menghasilkan 500 kilogram bokar (bahan olah karet) bersih dengan memanfaatkan
bahan pembeku lateks Specta dan bak pembeku dari aluminium yang menghasilkan 20
kilogram bokar/ball untuk setiap bak pembekunya.
"Harga bokar di tingkat pengumpul saat ini berkisar antara
Rp6.500,- sampai 7.000,- perkilogramnya, namun jika ingin menjual ke pabrik
milik PT Multi Kusuma Cemerlang akan dikenai harga antara Rp9.000,- sampai 10.000,-
perkilogramnya, artinya petani harus memperhatikan apakah mutu bokarnya sudah sesuai
SNI terlebih dahulu," ujarnya.
Ditambahkan, pihaknya akan terus melakukan pengawasan dan
pembinaan terhadap sistem pengolahan dan mutu bokar di tingkat petani sehingga
nantinya harga jual bokar dan pendapatan petani juga meningkat. (rey/disbun)
SUMBER : SEKRETARIAT