(0541)736852    (0541)748382    disbun@kaltimprov.go.id

Minyak Sawit Tetap Andalan Indonesia

18 November 2011 Admin Website Artikel 5038

JAKARTA. Managing Director, Head of FoodAgribusiness Research and Advisory-Asia Rabobank International, John Baker, menyebutkan, industri minyak kelapa sawit tetap akan menjadi pemimpin dalam ekspor komoditas pertanian seiring dengan posisi Indonesia sebagai produsen minyak sawit terbesar di dunia.

"Indonesia adalah produsen minyak sawit terbesar dunia. Produksinya sekitar setengah dari produksi dunia," ujar John dalam seminar "Global Economic Outlook-Implications on Indonesia" di Jakarta, Kamis (17/11/2011).

Pertumbuhan produksi komoditas ini dipacu oleh adanya investasi yang besar dalam penanaman sawit dan proses produksi di seluruh Indonesia selama satu dekade terakhir. Total produksi pada periode 2009/2010 mencapai 22 juta ton. Jumlah itu naik 165 persen dari produksi 2000/2001 sebesar 8,3 juta ton.

Selama rentang tersebut, kata John, produksi tumbuh sebesar 11,4 persen per tahun. Seiring dengan tumbuhnya permintaan minyak sawit dunia sekitar 2,5 juta ton per tahun, Rabobank memperkirakan suplai minyak sawit Indonesia bisa tumbuh 64 persen per tahun.

"Tersedianya lahan yang berlimpah untuk menanam (kelapa sawit) dan biaya buruh yang rendah memberikan biaya yang kompetitif bagi Indonesia. Akhirnya Indonesia bisa menggeser Malaysia sebagai produsen dominan di (komoditias) minyak sawit," kata John.

Apalagi, menurut Institut Penelitian Minyak Sawit Indonesia dan Kementerian Pertanian, pada Desember 2009, pemerintah memperbolehkan konversi lahan mencapai 18 juta hektar untuk ditanam kelapa sawit.

Dengan produksi yang berlimpah, komoditas ini menjadi andalan ekspor pertanian nasional. Ekspor minyak sawit meningkat 14,3 persen per tahun sejak 2001. Nilai ekspor mencapai 13,5 miliar dollar AS pada 2010.

Menurut John, pertumbuhan ekspor ini sebagai dampak dari permintaan minyak sayur yang meningkat. Kondisi politik dan reformasi ekonomi yang stabil juga turut berpengaruh.

Secara garis besar, menurut dia, pemerintah memberikan dukungan yang besar pada industri minyak sawit. Misalnya, investor asing diperbolehkan menyewa lahan penanaman sawit dan aktivitas pengolahan dalam kondisi dan ketentuan yang sama dengan investor lokal. "Sebagai produsen minyak sawit terbesar, Indonesia akan terus melanjutkan posisi sebagai penyuplai kunci ke pasar internasional. Minyak sawit akan terus menjadi pemimpin dalam hal penerimaan di sektor agribisnis," kata John.

DIKUTIP DARI KOMPAS, KAMIS, 17 NOPEMBER 2011

Artikel Terkait