
SAMARINDA. Kawasan Ekonomi Khusus
(KEK) Maloy sesuai potensi dan keunggulan kewilayahan telah ditetapkan
menjadi pusat industri CPO (crude palm oil/minyah mentah sawit.|
Kebijakan ini telah dilakukan Gubernur
Kaltim Dr H Awang Faroek Ishak sejak awal memulai pengembangan kawasan
KEK Maloy yang berada di Kecamatan Kaliorang, Kabupaten Kutai Timur.
Kawasan yang memiliki luasan wilayah
mencapai 1.500 hektar ini terus akan dikembangkan sesuai potensi daerah
khususnya terminal CPO dan pabrik turunannya.
Apalagi ujar Awang saat ini Kaltim telah
memiliki luasan lahan pengembangan kelapa sawit lebih dari satu juta
hektar untuk selanjutnya dikembangkan menjadi dua juta hektar.
"Kelapa sawit kita sudah lebih satu juta
hektar dan CPOnya harus diolah di sini (KEK Maloy) untuk diproduksi
berbagai turunannya," katanya saat groundbreaking pabrik CPO di KEK
Maloy Kutim, Jumat (5/5).
Awang menargetkan Juni ini seluruh perijinan terkait pabrik CPO sudah selesai dan pembangunan pabrik sudah dapat dilaksanakan.
Gubernur menjelaskan sasaran atau target
luas areal dan produksi kelapa sawit yang ingin dicapai pada tahun 2018
sekitar 1,6 juta hektar dengan produksi 18 juta ton tandan buah segar.
"Keberhasilan program ini diyakini akan membawa ekonomi Kaltim semakin kuat, berkualitas dan berkeadilan,” ujarnya.
Menurut dia, melalui RPJMD Kaltim telah
dituangkan sasaran program sejuta hektar kelapa sawit untuk tahap kedua
yang ingin diwujudkan pada tahun 2018.
Sedangkan luasan perkebunan kelapa sawit
pada saat ini sudah tertanam seluas 1.197.563 hektar dengan produksi
mencapai 14.587.722 ton tandan buah segar.
Jumlah produksi itu setara dengan 3,2 juta ton CPO dengan melibatkan tenaga kerja perkebunan sebanyak 306.644 pekebun.
Sementara itu hingga saat ini telah
terbangun pabrik minyak kelapa sawit 75 unit dengan kapasitas terpasang
4.170 ton TBS per jam dengan kapasitas terpakai 3.775 ton TBS per jam.
Pengolahan TBS sejumlah 14,5 juta ton
tersebar di lima daerah yaitu Kabupaten Paser, Penajam Paser Utara,
Kutai Timur, Berau dan Kutai Kartanegara.
Sedangkan untuk rencana pembangunan
pabrik hingga tahun 2017 ini akan dibangun sebanyak 17 unit, sehingga
nantinya ada 92 unit pabrik pengolahan sawit.
Pabrik pengolahan CPO dan turunannya di
KEK dibangun oleh PT Kaltim Agro Mina Nusantara didukung PT Indonesia
Plantation Synergy (IPS) selaku perusahaan perkebunan kelapa sawit
penyuplai bahan baku.
"Saya tegaskan tidak ada lagi CPO keluar
Kaltim. Tapi diolah disini dengan berbagai turunannya, sehingga produk
sawit kita bernilai tambah dan berdaya saing," tegas Awang.
Dia mengimbau agar instansi terkait
seperti dinas perhubungan untuk terus melakukan pembangunan pelabuhan
guna memudahkan pengiriman melalui laut.
Sedangkan Kementerian Perindustrian harus segera merealisasikan pembangunan tangki timbun untuk penyimpanan CPO.
"Kami melalui Dinas Pekerjaan Umum dan
didukung pusat akan terus melengkapi sarana dan prasarana di kawasan ini
guna memudahkan investor dan kelengkapan fasilitas KEK Maloy," ungkap
Awang Faroek. (yans/sul/ri/humasprov)
SUMBER : BIRO HUMAS