KIPI Maloy Akan Bersaing Dengan ALKI - I
27 Agustus 2013
Admin Website
Berita Daerah
4865
SAMARINDA. Kawasan Industri Pelabuhan Internasional (KIPI) Maloy yang
berada di Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI)-II, akan sama ramainya
dengan ALKI-I yang berada di antara pulau Sumatera dan Kalimantan.
Gubernur Kaltim Dr H Awang Faroek Ishak menjanjikan bahwa prospek pengembangan KIPI Maloy sangat cerah mengingat berada di alur laut yang berada antara Pulau Kalimantan dan Sulawesi untuk menuju pelayaran internasional negara-negara Asia Timur.
Paparan ini disampaikan Awang Faroek usai menyaksikan penandatanganan Nota Kesepahaman PT Jakarta Industrial Estate Pulogadung dan Perusahaan Daerah PT Melati Bhakti Satya (MBS) untuk konsultan pengembangan industri Maloy Kutai Timur, yang berlangsung di Wisma Tamu Lamin Etam , Jumat malam pekan lalu.
"Rugi apabila ada investor tidak ikut ambil bagian dalam pembangunan KIPI Maloy ini. Maloy nantinya sebagai outlet dan pelabuhan untuk produk Crude Palm Oil (CPO) yang akan lebih ekonomis jika dikapalkan dari Maloy daripada pelabuhan di daerah lain di Indonesia," jelasnya.
Investor nasional diharapkan dapat mengambil bagian dalam pembangunan Kawasan Industri Pelabuhan Internasional (KIPI) Maloy di Kabupaten Kutai Timur. Setiap investor akan mendapat lahan seluas 15 hektare (ha) sebagai lokasi pabrik atau outlet produk yang akan dipasarkan.
Awang menjelaskan, perjuangan untuk membangun Kawasan Maloy ini sangat berat mengingat harus bersaing dengan lokasi lain di Kalimantan. Kalimantan Tengah menginginkan pelabuhan internasional dibangun di Pangkalanbun, sementara Kalimantan Barat menginginkan di Ketapang dan Kalimantan Selatan mengusulkan di Batu Licin.
Awang Faroek menjelaskan bahwa Kaltim akan memusatkan tujuh kawasan pertumbuhan ekonomi yaitu Kawasan Industri Kariangau di Balikpapan, Kawasan Industri Pelabuhan di Palaran Samarinda, Kawasan Industri Kimia di Kota Bontang, Kawasan Industri KIPI Maloy di Kutai Timur, Kawasan Industri Pariwisata Pulau Derawan di Kabupaten Berau, Kawasan Industri Pangan Rice and Food Estate di Bulungan serta Kawasan Industri Pelabuhan di wilayah perbatasan.
Progres pembangunan KIPI Maloy, diutarakan Pemerintah Provinsi telah membangun jalan sepanjang 17 kilometer, membangun kantor badan pengelola, workshop dan akan dibangun kantor cabang pembantu Bank Pembangunan Daerah (BPD) Kaltim, pelabuhan CPO dan teminal kargo. Sementara itu, kementerian Perdagangan akan membangun tangki timbun CPO.
Pembangunan tangki timbun memang dirasa perlu karena sebagai pendukung produksi minyak kelapa sawit di Kaltim yang telah mencapai satu juta hektare. Demikian juga produk CPO dari tiga provinsi lain di Kalimantan dan Sulawesi.
"Kaltim bertekad membangun jalan tol yang menghubungkan dari Balikpapan, Samarinda, Bontang, Sanggatta hingga Maloy. Demikian juga untuk perbaikan jalan trans Kalimantan di Kaltim, akan terus kita perhatikan untuk memperlancar angkutan CPO dari provinsi penghasil CPO di Kalimantan," ucap Awang. (yul/hmsprov).
SUMBER : HUMAS PROV. KALTIM
Gubernur Kaltim Dr H Awang Faroek Ishak menjanjikan bahwa prospek pengembangan KIPI Maloy sangat cerah mengingat berada di alur laut yang berada antara Pulau Kalimantan dan Sulawesi untuk menuju pelayaran internasional negara-negara Asia Timur.
Paparan ini disampaikan Awang Faroek usai menyaksikan penandatanganan Nota Kesepahaman PT Jakarta Industrial Estate Pulogadung dan Perusahaan Daerah PT Melati Bhakti Satya (MBS) untuk konsultan pengembangan industri Maloy Kutai Timur, yang berlangsung di Wisma Tamu Lamin Etam , Jumat malam pekan lalu.
"Rugi apabila ada investor tidak ikut ambil bagian dalam pembangunan KIPI Maloy ini. Maloy nantinya sebagai outlet dan pelabuhan untuk produk Crude Palm Oil (CPO) yang akan lebih ekonomis jika dikapalkan dari Maloy daripada pelabuhan di daerah lain di Indonesia," jelasnya.
Investor nasional diharapkan dapat mengambil bagian dalam pembangunan Kawasan Industri Pelabuhan Internasional (KIPI) Maloy di Kabupaten Kutai Timur. Setiap investor akan mendapat lahan seluas 15 hektare (ha) sebagai lokasi pabrik atau outlet produk yang akan dipasarkan.
Awang menjelaskan, perjuangan untuk membangun Kawasan Maloy ini sangat berat mengingat harus bersaing dengan lokasi lain di Kalimantan. Kalimantan Tengah menginginkan pelabuhan internasional dibangun di Pangkalanbun, sementara Kalimantan Barat menginginkan di Ketapang dan Kalimantan Selatan mengusulkan di Batu Licin.
Awang Faroek menjelaskan bahwa Kaltim akan memusatkan tujuh kawasan pertumbuhan ekonomi yaitu Kawasan Industri Kariangau di Balikpapan, Kawasan Industri Pelabuhan di Palaran Samarinda, Kawasan Industri Kimia di Kota Bontang, Kawasan Industri KIPI Maloy di Kutai Timur, Kawasan Industri Pariwisata Pulau Derawan di Kabupaten Berau, Kawasan Industri Pangan Rice and Food Estate di Bulungan serta Kawasan Industri Pelabuhan di wilayah perbatasan.
Progres pembangunan KIPI Maloy, diutarakan Pemerintah Provinsi telah membangun jalan sepanjang 17 kilometer, membangun kantor badan pengelola, workshop dan akan dibangun kantor cabang pembantu Bank Pembangunan Daerah (BPD) Kaltim, pelabuhan CPO dan teminal kargo. Sementara itu, kementerian Perdagangan akan membangun tangki timbun CPO.
Pembangunan tangki timbun memang dirasa perlu karena sebagai pendukung produksi minyak kelapa sawit di Kaltim yang telah mencapai satu juta hektare. Demikian juga produk CPO dari tiga provinsi lain di Kalimantan dan Sulawesi.
"Kaltim bertekad membangun jalan tol yang menghubungkan dari Balikpapan, Samarinda, Bontang, Sanggatta hingga Maloy. Demikian juga untuk perbaikan jalan trans Kalimantan di Kaltim, akan terus kita perhatikan untuk memperlancar angkutan CPO dari provinsi penghasil CPO di Kalimantan," ucap Awang. (yul/hmsprov).
SUMBER : HUMAS PROV. KALTIM