.JPG)
SAMARINDA. Kawasan Industri Pelabuhan Internasional (KIPI) Maloy yang
berada di Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI)-II, akan sama ramainya
dengan ALKI-I yang berada di antara pulau Sumatera dan Kalimantan.
Gubernur Kaltim Dr H Awang Faroek Ishak menjanjikan bahwa prospek
pengembangan KIPI Maloy sangat cerah mengingat berada di alur laut yang
berada antara Pulau Kalimantan dan Sulawesi untuk menuju pelayaran
internasional negara-negara Asia Timur.
Paparan ini disampaikan Awang Faroek usai menyaksikan penandatanganan
Nota Kesepahaman PT Jakarta Industrial Estate Pulogadung dan Perusahaan
Daerah PT Melati Bhakti Satya (MBS) untuk konsultan pengembangan
industri Maloy Kutai Timur, yang berlangsung di Wisma Tamu Lamin Etam ,
Jumat malam pekan lalu.
"Rugi apabila ada investor tidak ikut ambil bagian dalam pembangunan
KIPI Maloy ini. Maloy nantinya sebagai outlet dan pelabuhan untuk
produk Crude Palm Oil (CPO) yang akan lebih ekonomis jika dikapalkan
dari Maloy daripada pelabuhan di daerah lain di Indonesia," jelasnya.
Investor nasional diharapkan dapat mengambil bagian dalam pembangunan
Kawasan Industri Pelabuhan Internasional (KIPI) Maloy di Kabupaten Kutai
Timur. Setiap investor akan mendapat lahan seluas 15 hektare (ha)
sebagai lokasi pabrik atau outlet produk yang akan dipasarkan.
Awang menjelaskan, perjuangan untuk membangun Kawasan Maloy ini sangat
berat mengingat harus bersaing dengan lokasi lain di Kalimantan.
Kalimantan Tengah menginginkan pelabuhan internasional dibangun di
Pangkalanbun, sementara Kalimantan Barat menginginkan di Ketapang dan
Kalimantan Selatan mengusulkan di Batu Licin.
Awang Faroek menjelaskan bahwa Kaltim akan memusatkan tujuh kawasan
pertumbuhan ekonomi yaitu Kawasan Industri Kariangau di Balikpapan,
Kawasan Industri Pelabuhan di Palaran Samarinda, Kawasan Industri Kimia
di Kota Bontang, Kawasan Industri KIPI Maloy di Kutai Timur, Kawasan
Industri Pariwisata Pulau Derawan di Kabupaten Berau, Kawasan Industri
Pangan Rice and Food Estate di Bulungan serta Kawasan Industri
Pelabuhan di wilayah perbatasan.
Progres pembangunan KIPI Maloy, diutarakan Pemerintah Provinsi telah
membangun jalan sepanjang 17 kilometer, membangun kantor badan
pengelola, workshop dan akan dibangun kantor cabang pembantu Bank
Pembangunan Daerah (BPD) Kaltim, pelabuhan CPO dan teminal kargo.
Sementara itu, kementerian Perdagangan akan membangun tangki timbun CPO.
Pembangunan tangki timbun memang dirasa perlu karena sebagai pendukung
produksi minyak kelapa sawit di Kaltim yang telah mencapai satu juta
hektare. Demikian juga produk CPO dari tiga provinsi lain di Kalimantan
dan Sulawesi.
"Kaltim bertekad membangun jalan tol yang menghubungkan dari
Balikpapan, Samarinda, Bontang, Sanggatta hingga Maloy. Demikian juga
untuk perbaikan jalan trans Kalimantan di Kaltim, akan terus kita
perhatikan untuk memperlancar angkutan CPO dari provinsi penghasil CPO
di Kalimantan," ucap Awang. (yul/hmsprov).
SUMBER : HUMAS PROV. KALTIM