SURABAYA--MICOM: Kementerian
Badan Usaha Milik Negara (BUMN) segera menggabungkan 15 perusahaan
perkebunan menjadi holding perkebunan karena ingin memberikan kemudahan
mereka untuk mendapatkan pinjaman dana perbankan lebih besar.
"Kalau sekarang, dengan posisi belasan perusahaan yang berdiri
sendiri kami lihat mereka kesulitan memperoleh aliran dana bank dengan
mudah," kata Deputi Kementerian BUMN Bidang Restrukturisasi dan
Perencanaan Strategis, Pandu Djajanto, ketika dihubungi dari Surabaya,
Jawa Timur, Minggu (8/5).
Terkait rencana Pemerintah Pusat dengan holding perusahaan
perkebunan itu, ia menjelaskan 15 perusahaan perkebunan tersebut antara
lain 14 Perseroan Terbatas Perkebunan Nusantara (PTPN) dan satu PT
Rajawali Nusantara Indonesia (RNI). "Sementara itu, sampai sekarang
tahapan prosesnya masih sampai di Menteri Keuangan," ujarnya.
Mengenai landasan dijadikannya 15 perusahaan perkebunan
menjadi holding perkebunan, ia mengatakan hal itu bertujuan agar
terjadi efisiensi biaya. "Kalau 15 dijadikan satu maka pendanaan yang
dibentuk menjadi lebih besar," katanya.
Upaya pembentukan "holding" perkebunan tersebut, tambah dia,
sekaligus merupakan program Kementerian BUMN pada tahun 2011. Dengan
langkah strategis resizing itu, ke depan total BUMN di Indonesia
menjadi 118 BUMN. "Bahkan, resizing kian mempermudah mereka menjadi
perusahaan terbuka sehingga lebih terbuka dengan masyarakat luas,"
katanya.
Selain perusahaan perkebunan, Kementerian BUMN juga akan
melakukan hal serupa terhadap perusahaan di sektor farmasi dan
kehutanan. "Nanti setelah perkebunan, 'holding' yang dipersiapkan
selanjutnya adalah kehutanan yakni Inhutani 1 - 5 dan Perhutani,"
katanya.
Di bidang farmasi, salah satunya yang akan digabung yaitu
Indofarma. Pihaknya meyakini dengan upaya "resizing" tersebut maka
susunan birokrasi yang ada saat ini semakin berkurang.
"Sampai sekarang, yang sudah kami 'resizing' di antaranya
perusahaan di bidang semen dan pupuk. Upaya ini sekaligus memudahkan
sejumlah BUMN agar tidak saling berebut pasar," katanya.
DIKUTIP DARI MEDIA INDONESIA, SENIN, 9 MEI 2011