Tangerang -
Pemerintah seharusnya terus memperketat pengawasan kepada peredaran
bubuk cokelat palsu yang terbuat dari kulit cokelat. Beredarnya bubuk
cokelat palsu jangan sampai mengulang kasus melamin dalam produk makanan
dan minuman China beberapa waktu lalu.
Presiden Komisaris BT
Cocoa, Piter Jasman mendesak kementrian perindustrian agar melakukan
pengecekan dan melakukan tindakan tegas kepada produsen bubuk cokelat
yang menggunakan kulit cokelat sebagai bahan utamanya.
"Kita
mendesak kementerian perindustrian bagi yang memproduksi shell powder.
Jangan sampe Indonesia terjadi kasus yang di China itu, melamin,"
katanya ketika ditemui beberapa wartawan di Tangerang, Senin
(30/5/2011).
Menurut Piter, seharusnya dilakukan pengecekan
kepada industri-industri pengolahan kakao sampai dengan bahan baku yang
digunakan. berdasarkan standar nasional untuk bubuk cokelat, kadar kulit
cokelat dalam bubuk hasil olahan tidak boleh melebihi 1,7%.
"Musti diadakan pengecekan ke industri yg membuat bubuk cokelat apa mereka membuat dari bijih atau dari waste, sampah. Di pasaran itu bubuk cokelat tidak boleh melebihi 1,7% shell-nya,
kalau melebihi itu tidak masuk standar internasional," kata Piter yang
juga ketua Asosiasi Industri Kakao Indonesia (AIKI) itu.
Piter
menambahkan, konsumen pastinya merasa dirugikan karena antara cokelat
murni dan cokelat palsu itu sulit untuk dibedakan karena warna bubuk
cokelat palsu hampir sama dengan dengan bubuk cokelat murni karena
memang dibuat dari bahan yang sama. Namun, menurut Piter cokelat palsu
dapat menyebabkan pengonsumsinya merasakan gatal di tenggorokan ketika
memakannya, padahal cokelat murni sesungguhnya bagus untuk kesehatan.
"Sangat
mengganggu karena dia (bubuk cokelat palsu) punya harga murah dan
konsumen tidak bisa membedakan yang mana yang asli dan yang palsu, kalau
orang yang biasa makan cokelat gatal ya, itu mungkin dibuat dari shell powder. kalau cokelat yang murni itu justru bagus untuk orang yang batuk," jelasnya.
Lebih
lanjut Piter menjelaskan, bubuk cokelat palsu tidak memiliki rasa yang
khas, tetapi beberapa produsen cokelat menambahkan cokelat murni agar
aroma cokelat tetap terasa dalam bubuk cokelat palsu itu.
"Rasa
tidak ada, warnanya sama kaya bubuk cokelat, tapi karena home industry
tidak ngerti mereka menambah aroma cokelat untuk menambah dia punya
aroma jadi shell powder itu dianggap pewarna," imbuhnya.
DIKUTIP DARI DETIK ONLINE, SELASA, 31 MEI 2O11