
SAMARINDA. Pekan depan dipastikan Kaltim khususnya
di Samarinda akan meresmikan Pabrik Industri Pengolahan Karet yang
dibangun oleh PT Multi Kusuma Cemerlang (MKC). Pabri tersebut akan
dibangun di lokasi Jalan Trikora, Kelurahan Handil Bhakti, Kecamatan
Palaran Samarinda. Dengan luas areal 25 hektar. Kapasitas produksi
40.000 ton pertahun. Jenis produksi pengolahan karet, karet alam (TSR).
Gubernur Kaltim Dr H Awang Faroek Ishak
ketika menerima manajemen PT MKC mengatakan, dengan terbangun pabrik
industri pengolahan tersebut diharapkan tidak lagi karet para petani di
jual mentah ke luar daerah maupun luar negeri. Tetapi diolah terlebih
dulu di Bumi Etam Kaltim. "Alhamdulillah saya senang. Khususnya para
petani karet di Kaltim. Terutama yang berada di Kutai Barat maupun Kukar
dan Kutai Timur kami minta tidak lagi menjual ke luar Kaltim. Karena
bisa diolah di daerah ini," kata Awang Faroek Ishak didampingi Asisten
Perekonomian dan Administrasi Pembangunan Setprov Kaltim H Ichwansyah di
Kantor Gubernur Kaltim, Kamis (7/12).
Awang mengatakan, dengan terbangunnya
industri ini maka pemerintah daerah akan bekerjasama dengan MKC dalam
pengembangan pertanian karet di Kaltim. Artinya, dari hasil kerjasama
itu MKC akan membeli produksi dari para petani karet. Dengan begitu,
para petani karet dapat lebih mudah menjual hasil pertanian mereka
dengan harga yang sesuai. Tanpa harus menjual kepada para tengkulak dari
luar Kaltim.
Industri awal, lanjut Awang memang bukan
untuk membuat ban. Tetapi, ke depan diharapkan berkembang bisa membuat
ban kendaraan. Baik ban kendaraan roda dua atau roda empat. "Sementara
mereka membangun industri pengolahan karet di Palaran Samarinda.
Selanjutnya nanti diharapkan terbangun juga di Kawasan Ekonomi Khusus
(KEK) Maloy," jelasnya.
Pengembangan yang dilakukan MKC
merupakan Hutan Tanaman Industri (HTI) karet terintegrasi dengan
industri pengolahan menjadi karet. Diketahui, dari pengembangan industri
ini memiliki nilai tambah HTI karet. Di mana harga patokan untuk jenis
getah kayu hutan karet dihargai Rp5 juta per ton. "Karena itu, Pemprov
sangat berterimakasih atas pembangunan industri ini. Ketika peresmian
nanti akan kami undang Menteri Perindustrian dan KLHK," jelasnya.(jay/sul/ri/humasprov)
SUMBER : SEKRETARIAT