Indonesia-Malaysia Sepakat Tingkatkan Biodiesel CPO
10 September 2013
Admin Website
Berita Nasional
3816
KUALA LUMPUR. Menyadari pentingnya penggunaan energi terbarukan
di masa depan, Indonesia-Malaysia telah sepakat untuk mempercepat program peningkatan konsumsi
biodiesel dalam ranah keperluan domestiknya.
Kesepakatan itu tertuang dalam Joint Communique yang ditandatangi oleh Menteri Pertanian Suswono dan Menteri Industri Perladangan dan Komoditi Malaysia Dato Sri Douglas Uggah Embas di Jakarta di Kuala Lumpur, Jumat (30/8) kemarin.
Pada konferensi pers usai Pertemuan Kerjasama Bilateral Antar Pemerintah Malaysia dan Indonesia ke-8 di KL, Mentan Suswono menegaskan Indonesia sendiri sudah bertekad untuk menerapkan pemakaian biodiesel dengan kandungan 10% minyak sawit. Sementara Menteri Perladangan Malaysiaa menambahkan pihaknya akan terus memacu penggunaan minyak sawit dalam biodoeselnya.
Dalam pertemuan bilateral kedua negara para menteri menyatakan kepeduliannya terhadap isu-isu hangat seputar hambatan ekspor minyak sawit seperti proposal peningkatan pajak domestik terhadap CPO di Francis dan labeling produk pangan tanpa CPO, proposal kepada parlemen Uni Eropa utk melarang impor CPO untuk biodiesel dari negara-negara perusak hutan, dan proposal China yang berencana melarang penggunaan CPO dalam produk formula untuk anak2 dan produk kesehatan.
Kedua negara memandang isu-isu anti perdagangan CPO tidak lagi substantif dalam perspektif perdagangan, masalah kesehatan dan pengembangan minyak sawit yang berkelanjutan.
Atas dasar itu, kedua menteri meminta kepada para senior officials dari kedua negara untuk terus memonitor perkembangan isu dan mempertimbangkan sebuah misi bersama tingkat menteri (Join Ministerial Mission) ke negara-negara imporir CPO pada tahun 2014. Kedua menteri juga sepakat untuk terus melakukan monitoring isu terkait direktif energi terbarukan Uni Eropa dan NODA (Notice of Data Availability) EPA (Environmental Protection Agency) AS, termasuk mempertimbangkan adanya upaya tindakan hukum atau legal provision di WTO.
Pihak Indonesia dan Malaysia juga sepakat untuk menyelenggarakan seminar bersama terkait isu kesehatan dan manfaat nutrisi dari minyak sawit dalam kerangka menghadapi kampanye anti-sawit, serta melakukan curah pendapat untuk mendiskusikan langkah dan proposal kebijakan menghadapi trend menurunnya harga sawit dunia.
Malaysia, jelas Menteri Perladangan, mendukung penuh upaya Indonesia memasukan komoditas sawit masuk daftar Environment Goods di forum APEC. Sebaliknya, Indonesia, tambah Mentan Suswono, juga mendukung usulan Malaysia yang mengajukan biodiesel masuk daftar Environment Goods di forum APEC.
Pada pertemuan bilateral tersebut, kedua negara juga membicarakan rencana kerjasama dalam riset, promosi dan pemasaran untuk komoditas coklat, lada, dan jarak tropis.
SUMBER : HUMAS KEMENTERIAN PERTANIAN RI
Kesepakatan itu tertuang dalam Joint Communique yang ditandatangi oleh Menteri Pertanian Suswono dan Menteri Industri Perladangan dan Komoditi Malaysia Dato Sri Douglas Uggah Embas di Jakarta di Kuala Lumpur, Jumat (30/8) kemarin.
Pada konferensi pers usai Pertemuan Kerjasama Bilateral Antar Pemerintah Malaysia dan Indonesia ke-8 di KL, Mentan Suswono menegaskan Indonesia sendiri sudah bertekad untuk menerapkan pemakaian biodiesel dengan kandungan 10% minyak sawit. Sementara Menteri Perladangan Malaysiaa menambahkan pihaknya akan terus memacu penggunaan minyak sawit dalam biodoeselnya.
Dalam pertemuan bilateral kedua negara para menteri menyatakan kepeduliannya terhadap isu-isu hangat seputar hambatan ekspor minyak sawit seperti proposal peningkatan pajak domestik terhadap CPO di Francis dan labeling produk pangan tanpa CPO, proposal kepada parlemen Uni Eropa utk melarang impor CPO untuk biodiesel dari negara-negara perusak hutan, dan proposal China yang berencana melarang penggunaan CPO dalam produk formula untuk anak2 dan produk kesehatan.
Kedua negara memandang isu-isu anti perdagangan CPO tidak lagi substantif dalam perspektif perdagangan, masalah kesehatan dan pengembangan minyak sawit yang berkelanjutan.
Atas dasar itu, kedua menteri meminta kepada para senior officials dari kedua negara untuk terus memonitor perkembangan isu dan mempertimbangkan sebuah misi bersama tingkat menteri (Join Ministerial Mission) ke negara-negara imporir CPO pada tahun 2014. Kedua menteri juga sepakat untuk terus melakukan monitoring isu terkait direktif energi terbarukan Uni Eropa dan NODA (Notice of Data Availability) EPA (Environmental Protection Agency) AS, termasuk mempertimbangkan adanya upaya tindakan hukum atau legal provision di WTO.
Pihak Indonesia dan Malaysia juga sepakat untuk menyelenggarakan seminar bersama terkait isu kesehatan dan manfaat nutrisi dari minyak sawit dalam kerangka menghadapi kampanye anti-sawit, serta melakukan curah pendapat untuk mendiskusikan langkah dan proposal kebijakan menghadapi trend menurunnya harga sawit dunia.
Malaysia, jelas Menteri Perladangan, mendukung penuh upaya Indonesia memasukan komoditas sawit masuk daftar Environment Goods di forum APEC. Sebaliknya, Indonesia, tambah Mentan Suswono, juga mendukung usulan Malaysia yang mengajukan biodiesel masuk daftar Environment Goods di forum APEC.
Pada pertemuan bilateral tersebut, kedua negara juga membicarakan rencana kerjasama dalam riset, promosi dan pemasaran untuk komoditas coklat, lada, dan jarak tropis.
SUMBER : HUMAS KEMENTERIAN PERTANIAN RI