Jakarta -
Harga kopi terus mengalami kenaikan dan menyentuh harga US$ 2 per kg
untuk jenis kopi robusta dan lebih dari US$ 4 untuk jenis arabika.
Harga ini pun terus berubah setiap harinya tergantung produksinya yang
terpengaruh cuaca ekstrem.
Ha ini disampaikan Sekjen Asosiasi
Eksportir Kopi Indonesia Rahim Kartabrata kepada detikfinance
Minggu (13/3/2011).
"Faktor cuaca membuat produksi turun dan
supply kurang sehingga harga naik," katanya.
Menurutnya
kopi-kopi berjenis arabika dari Indonesia lebih mahal 30% dari kopi
sejenis asal New York. "Kalau harga arabika dari New York itu sekitar
US$ 4 per kg nya, berarti kopi dari Indonesia lebih mahal 30% tiap kg
nya," ujarnya.
Rahim menambahkan, kopi jenis arabika asal
Indonesia memiliki kualitas yang lebih bagus dari arabika, New York.
"Arabika
Indonesia itu termasuk arabika spesialty, kalau di New York itu arabika
generik," ungkapnya.
Ia juga mengatakan perubahan iklim yang
tidak menentu membuat pasar kopi tidak bisa memprediksi sampai kapan
harga kopi terus meningkat. Perubahan iklim telah membuat menurunnya
produksi kopi dan menyebabkan harga kopi terus beranjak naik.
"Kalau
ada yang punya bola kristal, pasti mereka sudah ambil posisi," katanya.
Menurutnya
daerah penghasil kopi di Sumatra seperti Bengkulu, Sumatra Selatan, dan
Lampung terlalu banyak turun hujan, sehingga produksinya
berkurang.
Namun, hal ini bukan hanya terjadi di Indonesia, negara lain seperti
Kolombia sebagai negara penghasil kopi terkena imbas juga.
"Kalau
di Sumatra kebanyakan hujan, di Kolombia malah kepanasan," tegasnya.
Menurutnya,
kopi itu tidak boleh terkena cuaca yang terlalu panas atau dingin.
"kepanasan atau banyak keujanan ya sama saja mengurangin produksi,"
tambahnya.
DIKUTIP DARI DETIK ONLINE, MINGGU, 13 MARET 2011