TENGGARONG. Tanpa jadual protokoler, mendadak Gubernur Awang Faroek
melakukan peninjauan ke arena Expo Penas XIII Petani Nelayan. Gubernur
hanya didampingi Karo Humas dan Protokol Pemprov Kaltim, HM Yadi Robyan
Noor dan Pj. Kadishut Kaltim, Chairil Anwar.
"Saya lihat apa-apa yang dipamerkan sudah cukup bagus. Itu menandakan
bahwa potensi pertanian kita memang sangat bagus, tinggal bagaimana kita
bisa terus mengupayakan nilai tambah dari hasil-hasil pertanian kita,"
kata Awang Faroek, usai peninjauan yang berlangsung sekitar satu jam.
Itulah mengapa, saat pembukaan Penas XIII yang dihadiri Wapres Boediono,
Sabtu lalu, Gubernur Awang Faroek memberi tekanan kuat tentang
pentingnya pemerintah pusat memberikan dukungan terhadap pengembangan
industri pertanian di Kaltim. Selain memberikan nilai tambah, produk
yang dihasilkan dipastikan juga akan lebih memiliki daya saing lebih
tinggi sehingga secara langsung juga mengangkat perekonomian dan
kesejahteraan petani.
Gubernur Awang Faroek juga memberikan apresiasi tinggi atas kerjasama
yang telah dilakukan sejumlah perusahaan di Kaltim dengan masyarakat di
sekitar operasi perusahaan dalam bentuk community social responsibility
(CSR). Kerjasama itu diwujudkan diantaranya dalam bentuk pembuatan
produk-produk kerajinan makanan dan minuman, maupun kerajinan dengan
teknologi tepat guna.
"Hasil-hasil kerjasama masyarakat dan perusahaan dalam bentuk CSR saya
lihat tadi sudah sangat baik. Cuma saya sarankan, agar CSR tidak hanya
berhenti sampai di sini, tetapi harus dibantu sampai pemasaran
produknya," saran Gubernur.
Selama hampir satu jam, Gubernur Awang Faroek menyisir hampir semua
stand yang ada di area expo tersebut. Menurut Ujang, dari PT Feraco,
selaku event organizer expo, mengatakan kegiatan itu terdiri atas 525
stand dengan 300 peserta.
Mengakhiri kunjungannya, Gubernur sempat menyaksikan pameran foto yang
juga disiapkan di pintu masuk utama expo. "Potonya bagus-bagus ya, pencahayaannya pas betul," ujar Gubernur
memberi komentar. Selama kunjungan ini, Gubernur Awang Faroek juga harus
kerepotan menerima ajakan masyarakat untuk foto bersama, termasuk
sejumlah kontingen luar daerah, misalnya dari Bali dan Papua.
SUMBER : HUMAS PROV. KALTIM