JAKARTA. Untuk
memaksimalkan program hilirisasi industri, Kementerian Perindustrian
akan menghentikan ekspor bahan baku dari dalam negeri.
"Saat ini pemerintah sedang mendorong pengembangan hilirisasi
industri, termasuk kemungkinan pengembangan dan peremajaan industri
kelapa bulat. Pemerintah akan berusaha agar ekspor bahan baku khususnya
kelapa dihentikan. Selama ini komoditas kelapa bulat menghasilkan produk
yang memiliki nilai tambah," kata Wakil Menteri Perindustrian Alex S.W
Retraubun di Jakarta, Senin (16/4).
Alex mengatakan Kementerian Perindustrian telah bekerja sama dengan
Kementerian Pertanian untuk mengusulkan bea keluar bagi kelapa bulat.
Ini merupakan salah satu upaya agar bahan baku dari dalam negeri bisa
didapatkan dengan mudah dan harganya terjangkau.
"Bea keluar merupakan salah satu instrumen untuk menghentikan ekspor
kelapa bulat. Jika kebijakan tersebut efektif, maka program hilirisasi
industri dapat terlaksana dengan baik dan menyerap ribuan tenaga kerja,"
ujarnya.
Dihubungi terpisah, Wakil Ketua Hubungan Kerja sama Luar Negeri
Forum Kelapa Indonesia (Fokpi) Amrizal Idroes mengatakan hasil dari bea
keluar nantinya diharapkan diserahkan kepada petani kelapa, sehingga
bisa digunakan untuk meremajakan lahan dan membeli bibit kelapa.
"Saat ini luas lahan tanaman kelapa yang bisa diremajakan adalah
sekitar 2,8 juta hektare. Selain itu, bea keluar bisa menarik investor
untuk berinvestasi di sektor kelapa," katanya.
Lebih lanjut ia mengatakan, instrumen bea keluar akan mengundang
investor masuk ke Indonesia. Saat ini, beberapa investor asal Thailand
sudah tertarik untuk berinvestasi di industri kelapa.
DIKUTIP DARI MEDIA INDONESIA, SELASA, 17 APRIL 2012