SAMARINDA. Dinas Perkebunan (Disbun) Kaltim
melalui Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Pengembangan Perlindungan Tanaman
Perkebunan (P2TP) melakukan uji coba dalam membudidayakan burung hantu (Tyto alba) guna
mengatasi hama tikus di perkebunan kelapa sawit.
Kepala Disbun Kaltim diwakili Kepala UPTD P2TP, Supriyadi mengatakan kelapa
sawit merupakan komoditi unggulan di Kaltim dan banyak memberikan kontribusi
besar kepada pendapatan petani, namun serangan hama tikus pada tanaman ini perlu diwaspadai.
"Sebelumnya petani lebih suka menggunakan racun tikus untuk membasmi tikus yang
sering merusak tanaman muda dan buah sawit. Selain sebagai predator alami,
burung hantu juga diharapkan bisa mengurangi ketergantungan petani terhadap
bahan kimia", kata Supriyadi, di sela Pelatihan Pengendalian Organisme
Pengganggu Tanaman (OPT) bagi petani kelapa sawit di desa Bukit Seloka
kecamatan Long Ikis, Paser. Turut hadir narasumber sekaligus pelatih, Dr Agus
Susanto dari Pusat Penelitian Kelapa Sawit, Medan.
Menurut Supriyadi, pembiakan burung jenis ini tak terlalu sulit. Petani dengan
mudah memelihara dan melatih burung untuk keperluan memangsa tikus. Agar
perkembanganbiakan berjalan mulus, diharapkan petani bisa membuat rumah - rumah
burung hantu (gupon) di lahan miliknya.
Dengan menggunakan burung sebagai predator alami yang andal saat menangkap
tikus, perkembangan tikus diharapkan bisa ditekan. Diprediksi satu ekor burung
hantu mampu menangkap 6-8 ekor tikus per hari. (rey/disbun)
SUMBER : UPTD PENGEMBANGAN PERLINDUNGAN TANAMAN PERKEBUNAN