(0541)736852    (0541)748382    disbun@kaltimprov.go.id

Disbun Intensif Latih Petani Antisipasi OPT

09 Juli 2013 Admin Website Berita Kedinasan 3520
Disbun Intensif Latih Petani Antisipasi OPT
SAMARINDA. Dalam upaya meningkatkan produksi dan produktivitas tanaman karet serta menghindarkan tanaman dari serangan OPT (organism pengganggu tumbuhan) penting, maka Dinas Perkebunan (Disbun) Kaltim intensif menggelar pelatihan bagi petani.

Melalui Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Pengembangan Perlindungan Tanaman Perkebunan (P2TP) menyelenggarakan pelatihan Pengendalian OPT  penting tanaman Karet khususnya bagi 30 petani di Kecamatan Muara Samu Kabupaten Paser pada Juni lalu. 

Kepala Disbun Kaltim Etnawati mengatakan karet merupakan komoditas unggulan di Kaltim yang banyak memberikan kontribusi besar bagi pendapatan petani, namun perlu diwaspadai serangan OPT terhadap tanaman tersebut. 

Menurut dia, diantara OPT penting tanaman karet adalah Jamur Akar Putih (JAP /Rigidiporus microporus) atau salah satu penyakit paling berbahaya yang dapat mengakibatkan turunnya hasil produksi bahkan kematian dengan intensitas sangat tinggi pada tanaman. 

"JAP menyerang akar tunggang maupun akar lateral yang dapat mengakibatkan kematian, terutama pada tanaman karet berumur dua hingga empat tahun dan penularannya melalui kontak akar tanaman sehat dengan akar yang terserang serta melalui hizomorf yang menjalar bebas dalam tanah," ungkap Etnawati. 

Dalam pelatihan juga disosialisasikan beberapa cara pengendalian OPT  penting Karet. Diantaranya, penggunaan jamur Trichoderma sp yang merupakan cendawan antagonis pathogen atau Jamur Akar Putih itu. 

Penggunaan jamur ini dilakukan dari tempat pembibitan sampai hingga penanaman guna pengendalian  secara prefentif, sedangkan untuk tanaman karet yang telah terkena penyakit dilakukan penanganan enam bulan sekali. 

"Pelatihan antisipasi JAP akan dilaksanakan secara berkelanjutan, dengan harapan petani mampu melakukan pengendalian OPT pada tanaman karet serta mampu mengaplikasikan teknologi yang ramah lingkungan," harap Etnawati. (yans/hmsprov)

SUMBER : UPTD PENGEMBANGAN PERLINDUNGAN TANAMAN PERKEBUNAN

Artikel Terkait