Disbun Gelar Pertemuan Penangkar Kelapa Sawit
29 Juni 2012
Admin Website
Artikel
4652
SAMARINDA. Guna mengantisipasi serta meminimalisir
peredaran benih kelapa sawit palsu di Kaltim, Dinas Perkebunan (Disbun)
Kaltim menggelar pertemuan penangkar/waralaba kelapa sawit dan Penguatan
Modal Usaha Kelompok (PMUK) di Kaltim.
"Pertemuan hari ini sebagai upaya pemerintah khususnya Disbun selaku instansi teknis bertanggungjawab untuk melakukan pengawasan terhadap peredaran bibit sawit. Kami mengimbau agar petani tidak tergoda membeli bibit harga murah," kata Etnawati usai membuka pertemuan di UPTD Pengembangan dan Perlindungan tanaman Perkebunan Samarinda, Kamis (28/6).
Berbagai upaya telah dilakukan Disbun Kaltim terutama dengan mengoptimalkan kinerja Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) Perkebunan. Berbagai tempat diawasi termasuk pintu-pintu masuk peredaran bibit seperti bandara, pelabuhan maupun terminal.
Saat bertugas, PPNS Perkebunan berkerjasama dengan aparat kepolisian. Kerjasama yang dilakukan selama ini telah banyak membuahkan hasil yakni dengan tertangkapnya para pengedar bibit maupun benih (kecambah) kelapa sawit palsu.
Etna mengharapkan agar para petani lebih jeli saat membeli bibit maupun benih sawit terutama jika bibit tersebut tidak disertai dengan sertifikat, maka berarti bibit ataupun benih yang ditawarkan itu pastilah palsu.
Bibit sawit palsu ini biasanya dibeli oleh petani atau pekebun (plasma) karena terpengaruh penawaran harga yang murah. Padahal, bibit itu sudah jelas tidak disertai sertifikat sebagai jaminan dari penangkar yang ditunjuk pemerintah.
Walaupun ada diantara petani yang mengetahui bibit tanpa sertifikat diindikasikan benih palsu namun karena terpengaruh dengan harga murah akhirnya tetap membeli. "Kita akan terus memberikan pemahaman kepada petani tentang kerugian membeli bibit palsu ini," jelasnya.
Upaya yang dilakukan adalah dengan melibatkan para penangkar/waralaba yang berperan menyalurkan bibit maupun benih sawit yang bersertifikat kepada petani. Selain itu, petani diharapkan bisa selalu berkoordinasi dan berkonsultasi dengan Disbun Kaltim untuk pengadaan bibit sawitnya.
Sementara itu Direktur Komersial PT Sasaran Ehsan Mekarsari Alan Rahman mengemukakan menanam sawit tidak sama dengan menanam tanaman perkebunan lainnya. Menanam sawit diperlukan bibit atau benih yang berasal dari indukan atau serbukan.
"Menanam sawit tidak sama seperti menanam buah mangga atau tanaman perkebunan lainnya. Asal tanam biji akan tumbuh pohon dan buah yang sama. Tetapi sawit adalah tanaman hibrida yang memerlukan proses indukan ataupun penyerbukan yang terpilih," jelas Alan Rahman.
Disebutkannya untuk harga benih (kecambah) kelapa sawit di pasaran rata-rata Rp10.000 perbenih termasuk benih yang dihasilkan PT Sasaran Ehsan Mekarsari Bogor. Untuk pelayanan pembelian serta menjamin keamanan benih, maka perusahaan mengantarnya hingga ke daerah bahkan ke lokasi pekebun.
Pertemuan ini diikuti tujuh kelompok dari Kabupaten Kutai Kartanegara, yakni, Kelompok Berdikari, Kelompok Sehati, Kelompok Mandiri, Kelompok Jaya Abadi dan kelompok Abadi Jaya serta Kelompok Sejahtera.
Sedangkan pihak waralaba yang hadir antaralain PT Kharisma Bangun Pratama dan PT Sangkuang Prima Jaya serta PT Agrotama Sarana Produksi. Jumlah peserta pertemuan sebanyak 35 orang. (yans/hmsprov)
SUMBER : BIDANG PRODUKSI
"Pertemuan hari ini sebagai upaya pemerintah khususnya Disbun selaku instansi teknis bertanggungjawab untuk melakukan pengawasan terhadap peredaran bibit sawit. Kami mengimbau agar petani tidak tergoda membeli bibit harga murah," kata Etnawati usai membuka pertemuan di UPTD Pengembangan dan Perlindungan tanaman Perkebunan Samarinda, Kamis (28/6).
Berbagai upaya telah dilakukan Disbun Kaltim terutama dengan mengoptimalkan kinerja Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) Perkebunan. Berbagai tempat diawasi termasuk pintu-pintu masuk peredaran bibit seperti bandara, pelabuhan maupun terminal.
Saat bertugas, PPNS Perkebunan berkerjasama dengan aparat kepolisian. Kerjasama yang dilakukan selama ini telah banyak membuahkan hasil yakni dengan tertangkapnya para pengedar bibit maupun benih (kecambah) kelapa sawit palsu.
Etna mengharapkan agar para petani lebih jeli saat membeli bibit maupun benih sawit terutama jika bibit tersebut tidak disertai dengan sertifikat, maka berarti bibit ataupun benih yang ditawarkan itu pastilah palsu.
Bibit sawit palsu ini biasanya dibeli oleh petani atau pekebun (plasma) karena terpengaruh penawaran harga yang murah. Padahal, bibit itu sudah jelas tidak disertai sertifikat sebagai jaminan dari penangkar yang ditunjuk pemerintah.
Walaupun ada diantara petani yang mengetahui bibit tanpa sertifikat diindikasikan benih palsu namun karena terpengaruh dengan harga murah akhirnya tetap membeli. "Kita akan terus memberikan pemahaman kepada petani tentang kerugian membeli bibit palsu ini," jelasnya.
Upaya yang dilakukan adalah dengan melibatkan para penangkar/waralaba yang berperan menyalurkan bibit maupun benih sawit yang bersertifikat kepada petani. Selain itu, petani diharapkan bisa selalu berkoordinasi dan berkonsultasi dengan Disbun Kaltim untuk pengadaan bibit sawitnya.
Sementara itu Direktur Komersial PT Sasaran Ehsan Mekarsari Alan Rahman mengemukakan menanam sawit tidak sama dengan menanam tanaman perkebunan lainnya. Menanam sawit diperlukan bibit atau benih yang berasal dari indukan atau serbukan.
"Menanam sawit tidak sama seperti menanam buah mangga atau tanaman perkebunan lainnya. Asal tanam biji akan tumbuh pohon dan buah yang sama. Tetapi sawit adalah tanaman hibrida yang memerlukan proses indukan ataupun penyerbukan yang terpilih," jelas Alan Rahman.
Disebutkannya untuk harga benih (kecambah) kelapa sawit di pasaran rata-rata Rp10.000 perbenih termasuk benih yang dihasilkan PT Sasaran Ehsan Mekarsari Bogor. Untuk pelayanan pembelian serta menjamin keamanan benih, maka perusahaan mengantarnya hingga ke daerah bahkan ke lokasi pekebun.
Pertemuan ini diikuti tujuh kelompok dari Kabupaten Kutai Kartanegara, yakni, Kelompok Berdikari, Kelompok Sehati, Kelompok Mandiri, Kelompok Jaya Abadi dan kelompok Abadi Jaya serta Kelompok Sejahtera.
Sedangkan pihak waralaba yang hadir antaralain PT Kharisma Bangun Pratama dan PT Sangkuang Prima Jaya serta PT Agrotama Sarana Produksi. Jumlah peserta pertemuan sebanyak 35 orang. (yans/hmsprov)
SUMBER : BIDANG PRODUKSI