(0541)736852    (0541)748382    disbun@kaltimprov.go.id

Disbun Berau Upayakan Peningkatan Kualitas Biji Kakao

06 Juni 2014 Admin Website Berita Daerah 3887
Disbun Berau Upayakan Peningkatan Kualitas Biji Kakao
TANJUNG REDEB. Pemerintah Kabupaten Berau melalui Dinas Perkebunan (Disbun) terus mendorong pembangunan perkebunan rakyat. Berbagai komoditi perkebunan yang dikelola secara swadaya terus mengalami peningkatan.
 
Seperti karet, kelapa dalam, lada, maupun kakao yang luasan tanam dan produksinya juga terus mengalami peningkatan. Selain mendorong capaian produksi secara kuantitas, Disbun juga memberikan dukungan kepada petani untuk meningkatkan kualitas mutu hasil perkebunan. Sehingga memiliki nilai jual yang tinggi.
 
Dikatakan Kepala Dinas Perkebunan, Basri Sahrin, kepada media ini, Kamis (5/6) kemarin, pada tahun 2014 ini instansinya akan kembali memberikan bantuan sarana dan prasarana perkebunan kepada kelompok petani, khususnya pembudidaya buah kakao. Bantuan yang diberikan berupa lantai jemur biji kakao kepada tiga kelompok di tiga kecamatan sentra produksi kakao, yaitu di  Kampung Maluang Kecamatan Gunung Tabur, Kampung Tubaan di Kecamatan Tabalar dan Kampung Biatan Ilir di Kecamatan Biatan.
 
Tahun sebelumnya bantuan serupa juga sudah disalurkan ke beberapa kecamatan lain. "Lantai jemur ini sangat penting, karena kualitas biji kakao akan lebih baik dibanding penjemuran yang dilakukan langsung di atas terpal di tanah yang dilakukan masyarakat selama ini," jelasnya.
 
Produksi kakao di Kabupaten Berau pada akhir 2013 lalu mencapai 2.500 ton dengan luasan yang ada saat ini lebih dari 4.000 ton. Pemberian bantuan sarana dan prasarana pertanian ini, dikatakan Basri, juga sebagai bentuk motivasi kepada masyarakat pekebun untuk terus mempertahankan luasan perkebunan kakao maupun memacu pertumbuhan.
 
Sehingga hasil panen yang lebih maksimalkan lagi. "Kakao di Berau ini diakui pembeli dari luar memiliki kualitas yang sangat baik. Sehingga kualitas mutu ini yang terus kita jaga," ungkapnya.
 
Produksi buah kakao, dikatakan Basri, juga tidak sulit dalam pemasaran. Karena pekebun tidak lagi harus membawa hasil panen ke luar daerah. Namun hasil yang  bagus menjadikan hasil kakao Berau menjadi rebutan.
 
Sehingga para pengumpul datang sendiri ke sentra-sentra perkebunan kakao di beberapa kecamatan. Baik di wilayah pedalaman maupun pesisir Bumi Batiwakkal. "Jadi kalau pemasaran tidak sulit, pembelinya yang datang sendiri langsung ke lokasi kebun," tandasnya.

DIKUTIP DARI KALTIM POST, JUAT, 6 JUNI 2014

Artikel Terkait