Lokakarya Pembangunan Perkebunan Sawit Rendah Emisi
18 Januari 2018
Admin Website
Berita Daerah
4008
TANJUNG REDEB. Provinsi Kalimantan Timur merupakan salah satu provinsi
yang menjadikan perkebunan sawit sebagai komoditas unggulan untuk dapat
menjadi tulang punggung utama dan berperan penting dalam menggerakan
transformasi ekonomi di masa mendatang untuk menggantikan peranan
minyak, gas dan batubara. Saat ini terdapat sekitar 1,1 juta hektar
lahan perkebunan kelapa sawit yang menghasilkan Tandan Buah Segar (TBS)
mencapai 4.000 ton per hari yang diolah di 75 pabrik yang tersebar di
seluruh kabupaten di provinsi ini, termasuk Kabupaten Berau. Namun
disisi lain, pembangunan perkebunan kelapa sawit di Kaltim masih
dihadapkan pada tantangan-tantangan untuk menerapkan prinsip-prinsip
pembangunan perkebunan berkelanjutan, semisal untuk isu-isu lingkungan,
sosial dan budaya.
Perkebunan kelapa sawit merupakan salah satu sektor yang dapat berperan lebih besar pada upaya penurunan emisi GRK di Kalimantan Timur melalui berbagai aksi mitigasi yang dapat dilakukan mulai dari pengelolaan kebun hingga industri pengolahan produk minyak sawit (Crude palm oil/CPO). Kegiatan yang dilakukan pada pengelolaan kebun dimulai dari kegiatan pembukaan lahan tanpa bakar, perlindungan kawasan bernilai konservasi tinggi, penggunaan pupuk yang efisien. Kegiatan pada industri pengolahan produk minyak sawit dilakukan dengan pengelolaan limbah padat maupun cair yang dihasilkan, kegiatan penangkapan gas metan (methane capture) serta pemanfaatan limbah untuk penyediaan energi terbarukan. Merupakan tantangan tersendiri untuk mendorong pembangunan perkebunan kelapa sawit yang rendah emisi sebagai bagian dari aksi mitigasi penurunan emisi gas rumah kaca di Kalimantan Timur pada umumnya dan Kabupaten Berau pada khususnya.
Dalam rangka pelaksanaan program tersebut, maka pada tanggal 17-18 Januari 2018 bertempat di Hotel Grand Parama Kabupaten Berau dilakukan lokakarya perencanaan yang melibatkan semua pihak agar dapat disusun sebuah kerangka kerja bersama yang menjadi acuan semua pihak dalam mencapai tujuan program.
Keluaran yang diharapkan melalui lokakarya ini adalah:
Perkebunan kelapa sawit merupakan salah satu sektor yang dapat berperan lebih besar pada upaya penurunan emisi GRK di Kalimantan Timur melalui berbagai aksi mitigasi yang dapat dilakukan mulai dari pengelolaan kebun hingga industri pengolahan produk minyak sawit (Crude palm oil/CPO). Kegiatan yang dilakukan pada pengelolaan kebun dimulai dari kegiatan pembukaan lahan tanpa bakar, perlindungan kawasan bernilai konservasi tinggi, penggunaan pupuk yang efisien. Kegiatan pada industri pengolahan produk minyak sawit dilakukan dengan pengelolaan limbah padat maupun cair yang dihasilkan, kegiatan penangkapan gas metan (methane capture) serta pemanfaatan limbah untuk penyediaan energi terbarukan. Merupakan tantangan tersendiri untuk mendorong pembangunan perkebunan kelapa sawit yang rendah emisi sebagai bagian dari aksi mitigasi penurunan emisi gas rumah kaca di Kalimantan Timur pada umumnya dan Kabupaten Berau pada khususnya.
Dalam rangka pelaksanaan program tersebut, maka pada tanggal 17-18 Januari 2018 bertempat di Hotel Grand Parama Kabupaten Berau dilakukan lokakarya perencanaan yang melibatkan semua pihak agar dapat disusun sebuah kerangka kerja bersama yang menjadi acuan semua pihak dalam mencapai tujuan program.
Keluaran yang diharapkan melalui lokakarya ini adalah:
1. Pemahaman bersama mengenai program kerjasama “Low Emissions Oil Palm Development (Pembangunan Perkebunan Kelapa Sawit Rendah Emisi)” di Kabupaten Berau termasuk peran masing-masing pihak yang terlibat didalamnya;
2. Tersedianya matrik kerangka kerja bersama para pihak;
3. Terpilihnya kampung percontohan sebagai implementasi program di Kabupaten Berau.
Lokakarya ini diselenggarakan atas kerjasama antara
Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur, Pemerintah Kabupaten Berau, Dewan
Daerah Perubahan Iklim Kalimantan Timur, GIZ dan TNC Indonesia yang
didukung oleh BMUB-ICI.
SUMBER : DEWAN DAERAH PERUBAHAN IKLIM PROV. KALTIM