Dinas Perkebunan Kaltim Dorong Pengusaha Hotel dan Restoran Pakai Produk Lokal
BALIKPAPAN. Komoditas sektor perkebunan di Kaltim memang yang paling familiar kelapa sawit. Tapi, Kaltim memiliki beberapa sumber komoditas lain di sektor perkebunan yang juga potensial. Misal, aren, kelapa, lada hingga kakau yang selama ini mempunyai kualitas yang sangat baik dibanding hasil bumi luar Kaltim. Hanya saja produk Kaltim tersebut belum masuk prioritas para pelaku usaha perhotelan maupun restoran.
Demi mendorong penggunaan produk perkebunan lokal, Dinas Perkebunan (Disbun) Kaltim menggelar business matching dan matchmaking komoditas hasil perkebunan, Kamis (15/9/2022) di Hotel Four Points Balikpapan.
Acara tersebut menghadirkan pelaku UMKM yang menghasilkan produk dari perkebunan. Juga para pelaku usaha perhotelan dan restoran untuk bisa melihat langsung bahwa Kaltim juga mempunyai hasil perkebunan yang terbaik kualitasnya.
Kepala Disbun Kaltim, Ujang Rachmad menjelaskan, saat ini pihaknya tengah berupaya untuk mengembangkan sektor perkebunan. Potensi bisnis yang berdampak pada kesejahteraan para pekebun tentunya sangat besar. Hanya saja mereka kerap terkendala terkait pemasaran.
“Kami tidak ingin petani panen tapi tidak ada pasarnya. Karena ada komoditas yang mesti diolah. Kami mencoba menjalin kemitraan dengan pasar modern dan eksklusif,” kata Ujang.
Ditambahkan Ujang, selama ini banyak pelaku usaha terutama perhotelan dan restoran yang memakai produk dari luar Kaltim. Maka dari itu dengan digelarnya kegiatan tersebut ada ketertarikan dari pelaku usaha. Disbun Kaltim siap memberikan akses pasar.
“Antusias luar biasa. Tinggal tindaklanjuti dan dijajaki lebih lanjut, sehingga nantinya bisa terjalin kontrak kerja sama pembelian,” tambah Ujang.
Selain kualitas, Ujang meyakinkan kepada pengusaha hotel dan restoran bahwa kuantitas produk-produk perkebunan Kaltim sangatlah mencukupi.
“Tujuan besar kita adalah semua hotel dan rumah makan di Kaltim itu menggunakan produk olahan dari pekebun lokal. Supaya masyarakat mendapatkan manfaat sebesar-besarnya,” tambahnya.
Memang dia akui saat ini kendala yang dihadapi yakni keterbatasan alat produksi komoditi tersebut. Seperti menghasilkan gula aren hingga minyak kelapa yang berkualitas mesti didukung dengan alat produksi yang mumpuni. Terkait hal itu, Disbun Kaltim akan mendorong para pekebun membangun rumah produksi.
“Pada tahap awal kita sangat dukung, seperti membangun rumah produksi, sertifikasi, penyediaan alat, kemasan itu kita lakukan. Nanti ketika berkembang mereka membeli alat produksi sendiri. Terpenting kita memulai dulu, kalau pasar sudah terbentuk omset ada, nanti dengan sendirinya mereka mandiri,” katanya.
Sementara itu Elizabeth Dina yang merupakan owner dari Ocean Resto mengaku sangat tertarik untuk memulai menggunakan produk asli Kaltim. Lantaran dia melihat kualitasnya cukup baik dipakai untuk keperluan usaha kuliner miliknya.
“Kami berencana pakai produk lokal. Selama ini kami pakai produk luar, sering sulit dapat bahan. Seperti gula aren itu saya datangkan dari Jawa. Sekarang kalau di sini kan tidak susah. Jadi nanti kami minta pasokan dari Disbun Kaltim,” kata Elizabeth.
Di sisi lain Elizabeth juga berharap produk asli Kaltim bisa tetap berproduksi. Mengingat selama ini dia sangat bergantung pada produksi luar daerah. “Paling penting stoknya ada dan harganya juga terjangkau. Masalah kualitas sudah cukup bagus,” tuturnya.
SUMBER : SEKRETARIAT