Chairul: Pusat Pertumbuhan Ekonomi Wajib Dibangun di Daerah
19 September 2014
Admin Website
Berita Daerah
3920
MALOY. Menteri Koordinator Perekonomian Chairul Tanjung
menyatakan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi baru perlu terus dibangun
untuk mendorong laju pertumbuhan daerah. Dia pun menilai langkah
Pemprov Kaltim untuk membangun Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Maloy, di
Sangkulirang, Kutai Timur merupakan gagasan yang tepat.
"Kontribusi sektor perkebunan untuk penyerapan tenaga kerja jauh lebih besar dari pada sektor pertambangan. Tetapi, tentu perlu jangka waktu lama untuk mensejahterakan rakyat melalui sektor perkebunan. Karena itu, nilai tambah keuntungan dari sektor tersebut harus dikembangkan lebih luas lagi. Misalnya, dengan pengembangan proses industrialisasi dan hilirisasi produk," kata Chairul Tanjung saat peresmian dan groundbreaking proyek MP3EI Plus di Maloy, Sangkulirang, Kutai Timur, Selasa (16/9).
Chairul berharap hilirisasi dari sektor perkebunan bukan hanya membangun pabrik Crude Plam Oil (CPO) saja, tetapi jika memungkinkan juga membangun pabrik minyak goreng dan oleochemical maupun margarine, sehingga nilai tambah produk ini juga berkorelasi dengan peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Dengan demikian, diharapkan ke depan kontribusi Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dan Produk Domestik Bruto (PDB) dari sektor tersebut melalui hilirisasi yang dikembangkan akan mendukung pembangunan ekonomi berkelanjutan.
"Memang batu bara dan gas tetap penting bagi pertumbuhan ekonomi masyarakat. Tetapi, untuk meningkatkan nilai tambah keuntungan bagi rakyat akan lebih menjanjikan. Karena itu, KEK Maloy saya menilai sangat penting dilanjutkan pengembangannya," tegas Chairul.
Menurut dia, jika memang KEK Maloy telah dicanangkan melalui Peraturan Presiden (Perpres), seluruh pihak, terutama di lingkungan Pemprov Kaltim wajib bergotong royong membangun kawasan tersebut, sesuai tujuan masing-masing.
Contoh, Kementerian Perhubungan harus mendukung pembangunan pelabuhan, Kementerian Pekerjaan Umum (PU) membangun jalan, Kementerian Perindustrian menyiapkan tangki timbun dan sebagainya.
"Jadi, semua harus bergotong royong membuat KEK Maloy mempunyai daya saing yang kompetitif. Sehingga produk-produk yang dihasilkan nanti juga tidak akan kalah bersaing dengan produk-produk dari luar negeri," tegas Chairul. (jay/sul/es/hmsprov)
SUMBER : HUMAS PROV. KALTIM
"Kontribusi sektor perkebunan untuk penyerapan tenaga kerja jauh lebih besar dari pada sektor pertambangan. Tetapi, tentu perlu jangka waktu lama untuk mensejahterakan rakyat melalui sektor perkebunan. Karena itu, nilai tambah keuntungan dari sektor tersebut harus dikembangkan lebih luas lagi. Misalnya, dengan pengembangan proses industrialisasi dan hilirisasi produk," kata Chairul Tanjung saat peresmian dan groundbreaking proyek MP3EI Plus di Maloy, Sangkulirang, Kutai Timur, Selasa (16/9).
Chairul berharap hilirisasi dari sektor perkebunan bukan hanya membangun pabrik Crude Plam Oil (CPO) saja, tetapi jika memungkinkan juga membangun pabrik minyak goreng dan oleochemical maupun margarine, sehingga nilai tambah produk ini juga berkorelasi dengan peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Dengan demikian, diharapkan ke depan kontribusi Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dan Produk Domestik Bruto (PDB) dari sektor tersebut melalui hilirisasi yang dikembangkan akan mendukung pembangunan ekonomi berkelanjutan.
"Memang batu bara dan gas tetap penting bagi pertumbuhan ekonomi masyarakat. Tetapi, untuk meningkatkan nilai tambah keuntungan bagi rakyat akan lebih menjanjikan. Karena itu, KEK Maloy saya menilai sangat penting dilanjutkan pengembangannya," tegas Chairul.
Menurut dia, jika memang KEK Maloy telah dicanangkan melalui Peraturan Presiden (Perpres), seluruh pihak, terutama di lingkungan Pemprov Kaltim wajib bergotong royong membangun kawasan tersebut, sesuai tujuan masing-masing.
Contoh, Kementerian Perhubungan harus mendukung pembangunan pelabuhan, Kementerian Pekerjaan Umum (PU) membangun jalan, Kementerian Perindustrian menyiapkan tangki timbun dan sebagainya.
"Jadi, semua harus bergotong royong membuat KEK Maloy mempunyai daya saing yang kompetitif. Sehingga produk-produk yang dihasilkan nanti juga tidak akan kalah bersaing dengan produk-produk dari luar negeri," tegas Chairul. (jay/sul/es/hmsprov)
SUMBER : HUMAS PROV. KALTIM