Berharap Pembeli Datang ke Hulu Mahakam
17 Juni 2008
Admin Website
Artikel
3790
#img1# Setelah empat tahun melakukan penanaman, saat ini 2.420 jiwa warga Laham yang tersebar di empat kampung bisa menikmati hasilnya.
Camat Laham Martinus J mengatakan, sejak berakhir kegiatan eksploitasi hutan besar-besaran, hutan habis. Warga kemudian melakukan penanaman karet, kakao, dan sengon.
"Dahulu ketika musim penebangan kayu tidak ada warga yang berminat menanam karet, kakao dan sengon karena tebang kayu lebih menjanjikan. Namun perlahan-lahan masyarakat mulai merasakan hasil dari menanam tanaman produksi, di antaranya karet," ujarnya.
Apalagi, lanjutnya, harga karet sekarang ini mencapai harga Rp 6.500 per kilo. Harga tersebut semakin merangsang masyarakat untuk bertanam karet dan memanfaatkan kebun dan ladang. Sebelumnya lahan mereka dibiarkan tumbuh semak dan tanaman yang tidak bermanfaat atau menjadi lahan tidur. "Mudah-mudahan semakin banyak warga Laham yang bertanam tanaman produksi, seperti karet," ujarnya.
Ditambahkan, selain bertanam karet, warga juga bertanam coklat (kakao) yang harganya mencapai Rp 10.000 per kilo. Saat ini kakao menjadi tanaman yang sangat menjanjikan. Namun yang menjadi masalah bagi masyarakat, lanjutnya adalah pemasaran hasil produksi.
#img2# "Kecamatan Laham berada jauh di pedalaman Hulu Mahakam, kadangkala warga harus menunggu pembeli yang datang dari Barong Tongkokm Melak bahkan dari Samarinda. Akibatnya muncul keraguan mereka, makanya diharapkan sekali perhatian semua pihak untuk membantu memasarkan hasil tanaman warga Laham," ujarnya.
Seperti diungkapkan Dalung, petani kakao dan karet di Laham. Ia mengaku sangat kesulitan memasarkan karet dan kakao. "Kalau karet masih bisa kita simpan dalam waktu lama. Tetapi untuk kakao sangat sulit disimpan lama. Mudah-mudahan ada perhatian dari Pemkab Kubar untuk membantu memasarkan hasil tanaman kakao dan karet dari Laham," ujarnya.
DIKUTIP DARI TRIBUN KALTIM, SELASA, 17 JUNI 2008