
TANJUNG REDEB. Pembangunan sektor perkebunan
khususnya budi daya kelapa sawit di Kabupaten Berau mengalami
pertumbuhan yang signifikan. Luas tanam setiap tahunnya terus mengalami
peningkatan. Berdasarkan data Dinas Perkebunan (Disbun) Berau,
pembangunan kebun kelapa sawit hingga akhir 2014 sudah mencapai 111.591
hektare dengan produksi mencapai 1.064.531 ton.
Kepala Dinas Perkebunan Berau Fattah Hidayat mengatakan, luas
pembangunan perkebunan kelapa sawit tersebut termasuk perkebunan rakyat,
dan kebun kemitraan perusahaan dengan masyarakat. Lantas untuk 2015
ini, pembangunan kelapa sawit ditargetkan bertambah kurang lebih 20 ribu
hektare. Sehingga jumlahnya menjadi seluas 131.591 hektare dengan
target produksi 1.256.146 ton.
"Tiap tahun ditargetkan terus bertambah. Tahun ini kami sudah diminta
untuk meningkatkan luas tanam dan produksi lebih tinggi," ungkapnya.
Dari capaian progres pembangunan perkebunan kelapa sawit yang sudah
diraih selama ini, Fattah optimis target pembangunan setiap tahun
terpenuhi. Jumlah investor sudah menyatakan kesiapan berinvestasi pada
sektor perkebunan di Berau.
"Luas lahan yang belum tergarap masih luas, termasuk minat investor
yang tinggi untuk investasi di sini masih baik, artinya prospek ke depan
sangat baik," jelasnya
Meningkatnya luasan tanam investor juga berdampak pada kesejahteraan
masyarakat khususnya melalui program kebun plasma. Sebaran dan luasan
perkebunan hampir terdapat di semua kecamatan, yakni mulai Segah dan
Kelay hingga beberapa kecamatan di pesisir.
"Kelapa sawit nantinya menjadi sumber andalan Berau setelah batu bara
habis. Mulai sekarang sudah terlihat sumbangannya kepada daerah. Namun,
yang lebih utama bagaimana keberadaan perkebunan terhadap peningkatan
kesejahteraan masyarakat luas," tegasnya.
Seiring laju pertumbuhan sektor perkebunan, termasuk perkebunan
swadaya masyarakat, keberadaan perusahaan daerah (perusda) dalam sektor
ini sangat memungkinkan diwujudkan. Menurutnya dengan perusda yang
melakukan pengelolaan perkebunan, khususnya pengolahan minyak sawit atau
crude palm oil (CPO) akan membantu masyarakat, di mana hasil produksi masyarakat akan dapat diolah melalui pabrik yang dikelola perusda.
"Pembentukan perusda perkebunan sangat memungkinkan seiring pembangunan sektor perkebunan saat ini," pungkasnya. (hms4/san/k16)
DIKUTIP DARI KALTIM POST, KAMIS, 12 MARET 2015