Areal Tanaman Aren Berkurang
SAMARINDA - Luasan areal tanaman Aren atau enau (Arrenga pinnata Merr) di Kaltim terus mengalami penurunan atau berkurang. Dari luasan mencapai 1.504 hektare pada 2008 menjadi 1.273 hekatre pada 2010, begitu pula tenaga kerja perkebunan (TKP) dari 2212 orang berkurang menjadi 2.021 orang.
Menurut Kepala Dinas Perkebunan Kaltim HM Nurdin, berkurangnya luasan areal tanaman Arena atau Enau ini disebabkan banyaknya kawasan atau lahan tanaman yang berubah fungsi, sehingga dari tahun ke tahun terus mengalami pengurangan.
Padahal, tanaman ini merupakan salah satu keluarga palma yang memiliki potensi nilai ekonomi yang tinggi dan dapat tumbuh subur di wilayah tropis seperti Kaltim. Tanaman aren bisa tumbuh pada segala macam kondisi tanah, baik tanah berlempung, berkapur maupun berpasir.
"Namun pohon aren tidak tahan pada tanah yang kadar asamnya terlalu tinggi. Tanaman aren dapat tumbuh dan berproduksi secara optimal pada tanah yang memiliki ketinggian di atas 1.200 meter di atas permukaan laut dengan suhu udara rata-rata 25 derajat celcius. Di luar itu, pohon aren masih dapat tumbuh namun kurang optimal dalam berproduksi," jelas Nurdin.
Pohon aren memiliki potensi ekonomi yang tinggi karena hampir semua bagiannya dapat memberikan keuntungan finansial. Buahnya dapat dibuat kolang-kaling yang digemari masyarakat. Daunnya dapat digunakan sebagai bahan kerajinan tangan maupun sebagai atap, sedangkan akarnya dapat dijadikan bahan obat-obatan.
Dari batangnya dapat diperoleh ijuk dan lidi yang memiliki nilai ekonomis. Selain itu, batang usia muda dapat diambil sagunya, sedangkan pada usia tua dapat dipakai sebagai bahan furnitur. Namun dari semua produk aren, nira aren yang berasal dari lengan bunga jantan sebagai bahan untuk produksi gula aren yang paling besar nilai ekonomisnya.
"Gula aren sudah dikenal masyarakat sebagai salah satu pemanis makanan dan minuman yang bisa menjadi substitusi gula pasir (gula tebu). Gula aren diperoleh dari proses penyadapan nira aren yang kemudian dikurangi kadar airnya, hingga menjadi padat," ujarnya.
Produk gula aren ini adalah berupa gula cetak dan gula semut. Gula
cetak diperoleh dengan memasak nira aren hingga menjadi kental seperti
gulali kemudian mencetaknya dalam cetakan berbentuk setengah lingkaran.
"Untuk gula semut, proses memasaknya lebih panjang yaitu hingga gula
aren mengkristal kemudian dikeringkan (dijemur atau dioven) hingga
kadar airnya di bawah 3 persen. Jenis yang terakhir ini memiliki
keunggulan atau berdaya tahan yang lebih lama, lebih higienis dan
praktis dalam penggunaannya," kata Nurdin.
Luas areal tanaman Aren yang diusahakan di Kaltim pada 2010 sekitar 1.273 hektare dengan tanaman yang menghasilkan seluas 514 hekatre dengan jumlah produksi mencapai 296.99 ton atau produktivitas sebesar 576 kilogram per hektare yang dilakoni para TKP sebanyak 2.021 orang.
SUMBER : HUMAS PROV. KALTIM