Akhir 2013, Satu Juta Ha Lahan Sawit Tercapai
BALIKPAPAN. Kepala Dinas Perkebunan Kaltim, Ir. Etnawati,MSi mengaku optimis target membangun 1 juta hektare perkebunan kelapa sawit terwujud akhir 2013. Ini terlihat dari peningkatan luas areal perkebunan yang hingga akhir 2012 mencapai 932.659,69 hektare. Rincianannya terdiri kebun inti 667.215,60 ha, plasma 141.224,09 ha (13,52 persen) dan rakyat 124.320 ha.
"Kami yakin target satu juta hektare sawit terwujud. Setidaknya, akhir pelaksanaan RPJMD Kaltim 2009-2013 harus mampu kita capai," ujarnya saat dikonfirmasi wartawan di Samarinda, awal Maret tadi.
Keyakinannya ini dengan melihat perkembangan investasi, luas areal dan permintaan benih. Menurut dia, dari 336 perusahaan izin lokasi dengan luas 3.885.966,04 hektar, terdapat 116 perusahaan yang mendapat Hak Guna Usaha (HGU) dengan luasan 977.543,81 ha dengan realisasi tanam kebun inti 667.215,60 ha dan plasma 141.224,09 ha.
Begitu pula dilihat dari jumlah kecambah yang dipesan, realisasi penanamannya melebihi target 1 juta hektare. Ia menyatakan, realisasi penyaluran kecambah sawit yang masuk ke Kaltim sejak 2009 hingga 2012 setara dengan luas kebun 142.490,84 ha. Tahun 2009 sebanyak 17.504.556 kecambah, disusul 2010 (27.967.577), 2011 (32.277.776), dan 2012 sebanyak 28.498.168 kecambah.
Di sisi lain, ia meminta masyarakat memperhatikan pemilihan benih dengan seksama lantaran merupakan carier teknologi. Adapun aspek yang perlu diperhatikan adalah teknologi, ekonomi, sosial, dan hukum.
Mutu benih harus dijaga kualitasnya, baik dari mutu fisik, fisiologis dan genetis. Dengan menggunakan benih unggul dan bermutu diharap dapat meningkatakan produktifitas bidang perkebunan, selain . melakukan pemupukan berimbang dengan 4 tepat -- tepat jenis, tepat dosis, tepat cara dan tepat waktu.
"Pengembangan perkebunan dengan komoditas ungulan seperti lada, karet, kelapa dalam, kakao dan kepala sawit seyogyanya dilaksanakan sesuai kultur perkebunan dalam kerangka pengelolaan yang mempunyai manfaat ekonomi terhadap SDA yang bekesinambungan. Karenanya, kita harus menggunakan kearifan lokal yang ada seperti pelestarian plasma nutfah perkebunan aren genjah Kutim, lada putih Loa Janan, kelapa dalam Pulau Derawan Berau, dan kepala kakao yang ada di Pulau Sebatik," sebutnya .(arf)
SUMBER : DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA PROV. KALTIM