2013, Pemerintah Hanya Impor 9 Juta Benih Sawit
26 Oktober 2012
Admin Website
Artikel
1475
JAKARTA. Pemerintah mematok impor
benih kelapa sawit pada 2013 sebanyak 9 juta kecambah atau turun 10% dibanding kuota
tahun ini yang mencapai 10 juta kecambah. Penurunan kuota impor itu diharapkan
bisa memberi peluang bagi berkembangnya industri pembenihan kelapa sawit di
dalam negeri.
Direktur Tanaman Tahunan Ditjen Perkebunan
Kementerian Pertanian, Rismansyah Danasaputra mengatakan, seluruh kebutuhan
benih kelapa sawit di Tanah Air saat ini masih belum bisa dipenuhi.
Dari 11 produsen benih sawit, hanya
mampu memproduksi 200 juta kecambah/tahun. Ada juga bermunculan produsen benih
sawit skala kecil dengan total kapasitas 10 juta kecambah/tahun. Sedangkan
total kebutuhan berkisar 230-240 juta kecambah.
Pemerintah juga mulai berupaya
menurunkan kuota import sebagai langkah untuk mendorong berkembangnya industri
benih dalam negeri. Untuk tahun depan dipatok hanya 9 juta dan masih akan
dibicarakan dengan pelaku usaha perkebunan sawit. Pemerintah mengklaim impor
benih sawit terus menurun, tahun 2011 mencapai 11 juta kecambah namun di tahun
2012 hanya 10 juta kecambah (turun 10%).
Sumber impor biasanya berasal dari
Malaysia, Papua Nugini, Kosta Rika dan sedikit dari Thailand. Untuk tahun depan
sudah ada permohonan impor sebanyak 7 juta kecambah.
Ketua Bidang Lingkungan dan Riset
GAPKI, Daud Dharsono, meminta pemerintah segera menghentikan impor benih kelapa
sawit. Sebab, kapasitas produksi benih di dalam negeri telah mampu mencukupi
kebutuhan perkebunan sawit di dalam negeri. KEMENTAN pernah melansir produksi
benih dalam negeri bisa mencapai 250 juta kecambah/tahun.
Sedangkan untuk impor dari
Malaysia, Rimansyah mengatakan "Masih dihentikan. Selama ekspor benih ke
Malaysia belum juga dibuka ya Indonesia tidak impor dari sana. Kalau mereka
bisa untung, Indonesia seharusnya juga bisa. Indonesia memang tidak pernah
mengajukan permohonan untuk mengekspor benih ke Malaysia. Tapi Malaysia yang
telah menjanjikan sendiri sejak Mei 2011".
Ketua Forum Pengembangan Perkebunan Startegis Berkelanjutan (FP2SB) Achmad Manggabarani menilai, langkah pemerintah menghentikan sementara impor benih sawit dari Malaysia adalah wajar demi politik kesepadanan. Sebab, jika Malaysia bisa mengekspor benih ke Indonesia, semestinya Indonesia juga bisa melakukannya.
DIKUTIP DARI INVESTOR DAILY, KAMIS, 25 OKTOBER 2012