(0541)736852    (0541)748382    disbun@kaltimprov.go.id

Yakin, Lada Kaltim Bakal Bangkit

16 Februari 2015 Admin Website Berita Daerah 2265
Yakin, Lada Kaltim Bakal BangkitSAMARINDA. Meski kuantitas produksinya menurun sejak enam tahun silam, Dinas Perkebunan Kaltim optimistis lada di Benua Etam bakal kembali berjaya. Salah satu indikator kuat adalah mulai membaiknya harga komoditas ini.

Dinas Perkebunan Kaltim mencatat, terjadi penurunan, baik pada luas lahan total, lahan menghasilkan, maupun kuantitas produksi lada di Kaltim. Mampu memanen 7.354 ton lada pada 2009, produksi lada di Kaltim hanya mencapai 6.818 ton pada 2013. Kondisi serupa terjadi pada luasan lahan, yang menyusut dari 14.900 hektare (ha) menjadi 9.460 ha pada rentang waktu yang sama.

Kendati begitu, produktivitas rata-rata menunjukkan tren yang terus membaik. Dengan lahan yang terus menyempit, petani lada di Kaltim justru lebih efektif dengan mampu menghasilkan 1,03 ton per ha, dari kisaran 0,9 ton dalam empat tahun sebelumnya. Sementara berdasarkan penyebarannya, Kutai Kartanegara menjadi penghasil terbesar dengan total produksi mencapai 4.508 ton dari total lahan 5.655 ha.

Kepala Disbun Kaltim Etnawati mengatakan, lada di Kaltim memang sempat tenar pada era 1980 hingga 1990-an. Namun, karena harganya sempat menyusut karena kalah dari komoditas lain, pekerja kebun pun mulai marak mengalihfungsikan lahan mereka untuk lokasi pertambangan batu bara.

"Sekarang adalah momen lada di Kaltim bangkit. Apalagi lada merupakan plasma nutfah asli daerah ini yang bakal diusulkan menjadi benih unggul nasional. Ini harusnya mampu memicu semangat pekebun lada di Kaltim," ujarnya.

Bahkan, Etnawati menyebut, lada putih asli Kaltim sudah lama mendunia bersama produksi Bangka (muntok white pepper) dan lada hitam asal Lampung (lampung black pepper). "Kaltim merupakan daerah sentra pembudidayaan lada terbesar di Indonesia," imbuhnya.

Dengan harga jual yang kini membaik hingga ke level Rp 136 ribu per kilogram, dia berharap, petani lada dapat menikmati kembali penghasilan besar dari mengembangkan lada. "Upaya mengembalikan kejayaan lada di Kaltim bukanlah hal mustahil," terangnya optimistis. (man/lhl/k8)

SUMBER : KALTIM POST, KAMIS, 12 FEBRUARI 2015 

Artikel Terkait