
SAMARINDA. Meski kuantitas produksinya menurun
sejak enam tahun silam, Dinas Perkebunan Kaltim optimistis lada di Benua
Etam bakal kembali berjaya. Salah satu indikator kuat adalah mulai
membaiknya harga komoditas ini.
Dinas Perkebunan Kaltim mencatat, terjadi penurunan, baik pada luas
lahan total, lahan menghasilkan, maupun kuantitas produksi lada di
Kaltim. Mampu memanen 7.354 ton lada pada 2009, produksi lada di Kaltim
hanya mencapai 6.818 ton pada 2013. Kondisi serupa terjadi pada luasan
lahan, yang menyusut dari 14.900 hektare (ha) menjadi 9.460 ha pada
rentang waktu yang sama.
Kendati begitu, produktivitas rata-rata menunjukkan tren yang terus
membaik. Dengan lahan yang terus menyempit, petani lada di Kaltim justru
lebih efektif dengan mampu menghasilkan 1,03 ton per ha, dari kisaran
0,9 ton dalam empat tahun sebelumnya. Sementara berdasarkan
penyebarannya, Kutai Kartanegara menjadi penghasil terbesar dengan total
produksi mencapai 4.508 ton dari total lahan 5.655 ha.
Kepala Disbun Kaltim Etnawati mengatakan, lada di Kaltim memang sempat
tenar pada era 1980 hingga 1990-an. Namun, karena harganya sempat
menyusut karena kalah dari komoditas lain, pekerja kebun pun mulai marak
mengalihfungsikan lahan mereka untuk lokasi pertambangan batu bara.
"Sekarang adalah momen lada di Kaltim bangkit. Apalagi lada merupakan
plasma nutfah asli daerah ini yang bakal diusulkan menjadi benih unggul
nasional. Ini harusnya mampu memicu semangat pekebun lada di Kaltim,"
ujarnya.
Bahkan, Etnawati menyebut, lada putih asli Kaltim sudah lama mendunia
bersama produksi Bangka (muntok white pepper) dan lada hitam asal
Lampung (lampung black pepper). "Kaltim merupakan daerah sentra
pembudidayaan lada terbesar di Indonesia," imbuhnya.
Dengan harga jual yang kini membaik hingga ke level Rp 136 ribu per
kilogram, dia berharap, petani lada dapat menikmati kembali penghasilan
besar dari mengembangkan lada. "Upaya mengembalikan kejayaan lada di
Kaltim bukanlah hal mustahil," terangnya optimistis. (man/lhl/k8)
SUMBER : KALTIM POST, KAMIS, 12 FEBRUARI 2015