Berkat keuletan dan kejelian memandang peluang masa depan, Camat
Sangkulirang Hormanyah, memanfaatkan lahan tidur seluas 20 hektare .
Lahan yang berlokasi di kilometer 13 dekat Tempat Pembuangan Akhir
(TPA) jalan poros Sangatta-Bengalon itu, ditanami bibit karet dan
buah-buahan.
HORMANSYAH menggarap lahan tidur itu sejak 2001 silam. Awalnya,
Hormansyah memperoleh lahan seluas 2 hektare dari Kelompok Tani Rindang
Batota. Lahan 2 Ha tersebut digarap dengan baik hingga pohon karet yang
ditanam sudah menghasilkan rata-rata 2.000 Kg getah karet tiap bulan.
Jadi kebun karet itu mampu menghasilkan 1 ton (1.000 Kg) getah
karet per hektare. Getah karet itu dijual dengan harga Rp 8.000 per
kilogram. Penghasilan Hormansyah tiap bulan untuk 1 Ha kebun karet
senilai Rp 8 juta.
Lantaran belum merasa cukup hanya memiliki lahan seluas 2 Ha,
Hormansyah terus menambah luasan lahannya dengan cara memanfaatkan
lahan tidur yang ada di kisaran kebun. Hingga 2010 ini luasan kebun
karetnya mencapai 20 hektare. “Pohon karet saya, sebagian sudah
produksi,” katanyaketika ditemui, pekan lalu.
Hormansyah menghitung-hitung bila tanaman karetnya tumbuh subur
pada lahan seluas 20 Ha, maka produksinya bisa mencapai 40 ton per
bulan. “Bila harga getah karet tetap pada nilai Rp 8000 per Kg ke
depan, maka saya bisa memperoleh nilai hasil jual sebesar Rp 160 juta
tiap bulan. Hasil kebun karet ini cukup luar biasa untuk digunakan
membiayai kebutuhan hidup,” katanya.
Kenyataan di lapangan menurutnya banyak warga hanya sebatas
memiliki lahan saja. Lahan mereka itu dibiarkan telantar. Padahal
lahan-lahan di Kutai Timur masih luas yang memiliki potensi ekonomi
untuk pengembangan berbagai jenis komoditas. Kenapa lahan itu, belum
digarap sebagai sumber pencaharian buat kelangsungan hidup?. “Tiada
kata terlambat untuk memulai hal yang baik,” pungkasnya.
Sudah waktunya, masyarakat memanfaatkan lahan secara optimal.
Jangan sampai tak punya modal dijadikan alasan untuk membiarkan
lahan-lahan ditumbuhi semak belukar. Sebenarnya, bercocok tanam bisa
dilakukan oleh warga hanya dengan memiliki semangat, kemauan kuat dan
kerja keras serta diiringi doa sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah
SWT.
Biaya membangun kebun karet saat ini memerlukan dana sekira Rp 2,5
juta per 0,5 Ha untuk pembersihan (land clearing) hingga masa
penanaman. Pembelian bibit pohon karet memerlukan uang antara Rp 1
juta hingga Rp 5 juta untuk lahan seluas setengah hektare. Lahan yang
sudah bersih, itu bisa ditanami palawija seperti kacang-kacangan,
lombok dan lainnya.
“Kunci keberhasilan adalah kerja keras dan semangat,” tandasnya.
Menurut Hormansyah, dalam Quran surah Al-Qoshash ayat 77 telah
ditegaskan, bahwa Allah SWT telah memerintahkan kepada hambahNYA,
berbuat baiklah kepada orang lain (di muka bumi ini) seperti Allah
berbuat baik kepadaMU, dan jangan berbuat kerusakan (di muka bumi ini).
Sesungguhnya Allah SWT tidak menyukai orang-orang yang membuat
kerusakan.
DIKUTIP DARI KALTIM POST, SELASA, 9 NOPEMBER 2010